|
Gambar Illustrasi |
Suatu Saat di Sekolah Itu | Petualangan hari ini setelah berkeliling Pandeglang, membawaku pada penuturan seorang guru daerah terpencil di pelosok Pandeglang, maklumlah salah satu Kabupaten di Propinsi Banten ini adalah salah satu yang mempunyai PAD yang masih rendah dibanding dengan Kabupaten atau kota di Banten. Sehingga wajar jika masih ada daerah yang mungkin masih bisa dikatakan tertinggal. Banyak medan yang masih sulit untuk dijamah, jangankan menggunakan roda empat, roda dua pun kadang-kadang harus berjibaku dengan sulitnya keadaan yang harus di lalui.
Sambil menitikkan air mata ia mulai bercerita bahwa di tempatnya ia mengajar ada seorang murid yang hanya tinggal bersama neneknya di sebuah gubuk kecil di kebun milik orang lain, namun karena mempunyai semangat untuk belajar dan menuntut ilmu ia bertekad untuk terus sekolah. Tentunya dengan peralatan seadanya ia berjuang untuk bisa belajar seperti anak-anak pada usianya. Setiap hari pergi ke sekolah tanpa sepatu apalagi tas gendong yang berisi buku tulis dan buku paket pelajaran plus payung yang bisa melindunginya dikala hujan datang. Hanya sebuah buku tulis yang sudah lusuh yang menjadi teman belajarnya tiap hari.
Ketika ada tugas menghafal pelajaran maka si anak akan merobek kertas catatannya kemudian melipat kertas tersebut dan memasukannya ke tempat kantong plastik bekas snack yang berserakan di halaman sekolah bekas jajanan temannya lalu iapun memasukannya ke saku celana, sementara buku yang hanya satu-satunya itu dia masukan di kolong meja untuk pelajaran esok harinya. Ini berlangsung selama musim hujan ini yang tidak bisa di prediksi kapan selesainya, karena kadang cuaca panas dan kadang tiba-tiba hujan.
Sang Guru yang kebetulan melihat apa yang diperbuat oleh anak tersebut bertanya "Nak, apa maksudnya kamu melakukan itu?" Si anak menjawab " Pak, kalo saya tidak merobek catatan dan membungkus kertas itu maka catatan pelajarannya akan kebasahan karena hujan, saya tidak punya tas dan juga payung pa, bukupun hanya satu buah, kalo saya bawa pulang sudah pasti akan rusak dan itu berarti saya tidak bisa menghafal pelajaran yang ditugaskan."
Kembali sang guru terlihat menyeka air matanya.
Sebuah kisah nyata seperti yang dituturkan oleh sahabatku. Mengajari kita untuk selalu bersyukur dengan apa yang telah kita rasakan saat ini dan mencoba untuk menumbuhkan rasa empati kepada siapa saja yang belum merasakan keberuntungan hidup seperti yang di gambarkan diatas. Semoga demikian, Amin Ya Robbal ‘Alamin….
Semoga bermanfaat dan happy blogging..
48 Comments
Berkunjung kak, artikel ini sangat bagus sekali.
ReplyDeleteSalam kenal dari new bie
trimakasih, salam kenal juga sob
DeleteInformasi yang sangat bagus untuk disimak
ReplyDeletewaduh, informasi apa nih sob =))
Deleteha,...ha,...hik..hik...
Deletehehe...
Deletemhahahaha,,, nyebelin banget kan bang dapet komen beginian? :p
Deletesubhanallah...
ReplyDeletesalud akan tekad dan semabgat anak itu utk terus dapat sekolah dan belajar...walau perihatin sekali dg kondisi nya yang serba amat kekurangan...ya mas
terima ksh mas mur...tulisan ini bisa menjadi pembelajaran dan renungan buat kita semua..agar lebih pandai bersyukur
dan semoga...sianak bisa mendapatkan kenyamanan dalam belajar dan kebahagian seusianya yg masih anak-anak...amin.
subhanallah...
ReplyDeletesalud akan tekad dan semabgat anak itu utk terus dapat sekolah dan belajar...walau perihatin sekali dg kondisi nya yang serba amat kekurangan...ya mas
terima ksh mas mur...tulisan ini bisa menjadi pembelajaran dan renungan buat kita semua..agar lebih pandai bersyukur
dan semoga...sianak bisa mendapatkan kenyamanan dalam belajar dan kebahagian seusianya yg masih anak-anak...amin.
sama sama mas, semoga bisa mengambil hikmah yang terkandung di dalamnya..
Deleteamiin...
Amiin...
Deletesaya kebayang anak saya kalo baca cerita begini. hanya bersyukur dan bersyukur, sambil mendoakan anak-anak di luar sana yang masih perlu kita doakan selalu, dan kita dukung selalu.
ReplyDeletemakasih mas, semoga bisa menginspirasi putra-putri kita untuk selalu mensyukuri pemberian orang tua
Deleteya Allah... salut sama semangat si anak...
ReplyDeleteCoba saja kalau ssemua para pelajar mempunyai tekad dan semangat sperti anak tersebut, Indonesia pasti akan menjadi negara yang lebih maju karena mempunyai generasi muda yang cerdas dan berkualitas.
semangatnya memang perlu di tiru sekaligus rasa prihatin buat keadaannya..
Deletesubhanallah masih ada sob yang demikian,mudah-mudahan saja dia diberi kemudahan untuk menuntut ilmunya sob,kalau saja ada donatur yang sudi padanya mungkin anak itu tidak akan sengsara,mudah2an saja ada ya sob.aamiin.
ReplyDeleteya masih ada sob, namanya juga di daerah, biasanya sih luput dari perhatian..
DeleteKunjungan balik ka, blog nya juga tidak kalah keren.
ReplyDeleteoke trimakasih sob
Deletesemoga tetesan air mata sahabat yang menceritakan kisah anak itu jadi tetesan berkah, rezeki, do'a dan pahala bagi sahabat dan anak tersebut.
ReplyDeleteseandainya saya bisa segera membantu kondisi itu...
share yang patut dijadikan cermin untuk kita semua.
semoga sehat selalu untuk akang dan keluarga....aaaamiiiiin
amiin, semoga demikian kang, hatur nuhun juga buat doanya kang:}
DeleteKok masih ada yah derita seorang anak seperti ini?
ReplyDeleteMudah2an ada yg peduli ketika membaca artikel ini.
ya masih ada, mungkin karena di daerah yah, jadi luput dari perhatian pemerintah
DeleteItu Zamannya saya benget waktu masih SD, tapi untungnya bukan saya, melainkan temen saya yang sekolah bareng.. ..
ReplyDeleteTernyata sekarang masih ada juga yang kayak gitu.. ..
ya sob, sampe sekarang juga masih banyak masalah yang seperti itu
Deletelagi2 pendidikan di Indonesia yg ironi..
ReplyDeletesemoga pemerintah cepat bangun dari tidur mereka :)
amin, semoga sja sob, biar pendidikan itu merata
DeleteItu baru semangat sekolah yang asli . .
ReplyDeletesemangat tapi memprihatinkan sob keadaannya:}
Deletebener2 salut sama semangat anak itu sob :)
ReplyDeletesemangat dengan segala keterbatan sob:}
Deletesementara itu nasib anak kota di sekitar kita:
ReplyDeletebolos sekolah larinya ke warnet sama pe es, kertas dirobek buat bungkus kacang, pacaran, bbman, dan sebagainya -________-a
selain salut dengan si murid, gak kalah salutnya sama si guru yang rela berjuang menjadi seorang pendidik, tetesan air mata seorang guru merupakan keikhlasannya yg bakal jadiin tuh anak ilmunya manpaat :)
mantep deh, makasih bu guru...:}
DeleteAku yakin, kelah anak itu akan menuai hasil yang membanggakan atas jerih payah dalam menimba ilmu. Semoga saja.
ReplyDeleteTak perlu menyalahkan siapapun, yang diperlukan sekarang adalah tindakan nyata dari pihak yang berwenang pada khususnya dan siapapun pada umumnya untuk memberi perhatian pada masalah seperti kasus diatas. :)
ya bener gan, tidak ada yang perlu disalahkan, yang jelas adalah bukti nyata dari pemerintah dalam menangani pendidikan
Deletelapor sudah di share dan googleping kan kang, semoga berguna
ReplyDeletehatur nuhun kang :}
DeleteKisah yang mengharukan sekaligus memberi inspirasi & motifasi..
ReplyDeleteIronis banget ya..
Di jaman yang sudah begitu maju seperti sekarang ini, ternyata masih banyak sekali anak" kita yang hidup dengan segala macam keterbatasan & kekurangan..
Tapi keterbatasan & kekurangan tersebut tidak meyurutkan langkah & tekad si anak untuk terus maju & belajar demi masa depan yang lebih baik..
Salut..!!^
menariknya jdi guru ya sperti itu, selalu mendapatkan motifasi dari anak didiknya yang super. yang kandang bisa bikin kita berlinang, masih ada yang orang sperti itu...
ReplyDeleteya gan masih ada
DeleteMan jadda wa jada.. semoga anak tadi kelak akan bermanfaat bagi nusa & bangsa.. aamiin :)
ReplyDeletesemoga dapet perhatian dari pemerinta mas...Amiin
ReplyDeletetidak bisa kita pungkiri, walapun bangsa kita sudah merdeka sejak tahun 1945, namun di desa desa terpencil masih banyak anak anak yang belum merdeka pendidikannya..? hmm..semoga bisa menjadi lebih baik bangsa ini ke depannya..? amin
ReplyDeletebersyukur lah klo anak anak masih bisa sekolah, jangan di sia-siakan kesempatan untuk dapet ilmu karena msh banyak yang blm bisa sekolah tapi punya semangat yang tinggi :D
ReplyDeleteinspiratif sekali, dan sedih juga mendengarnya. selain membuat kita harus banyak bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan. Omong-omong, akhirnya saya tahu kenapa Muro'i jadi blog/situs yang populer, rahasianya rajin komen di blog sahabat, thks mas...
ReplyDeleteAh sobat, siang-siang membuat mata saya berkaca-kaca.. Bersyukur tidak akan pernah berhenti kala melihat dan mendengar kisah-kisah yang penuh perjuangan dalam kebaikan. Nice post ^_^)b
ReplyDeletejadi penasaran.. kemudian, apakah sekarang anak itu sudah dibelikan sepatu, tas ransel dan buku2???
ReplyDeleteini kisah nyata kan? anak itu sekarang masih sekolah disana?
maaf komentarnya terlambat
ReplyDeleteini salah satu contoh kisah nyata di negeri ini, entah berapa banyak nasib mereka-mereka yang tidak beruntung itu ya kang