Ibu Dalam Perspektif Islam
Ibu Dalam Perspektif Islam | Hari ini tanggal 22 Desember, tentunya tidak asing lagi buat sobat. Yah hari ini adalah HARI IBU. Yang sering muncul dalam pertanyaan entah itu serius atau bercanda, kenapa tidak ada hari Bapak yah? Sebenarnya mungkin tidak ada maksud diskriminasi gender dalam hal ini. Karena memang ternyata dalam Islam sendiri, seorang ibu mempunyai nilai lebih dimata keluarga dan anak-anaknya. Tentunya tidak sediktipun menafikan jasa seorang bapak terhadap keluarganya.
Seorang ibu sudah mengalami tiga macam kepayahan, yang pertama adalah hamil, kemudian melahirkan dan selanjutnya menyusui. Belum lagi ia harus mengasuh dan membimbing anak-anak hingga menjadi dewasa.
Karena itu kebaikan kepada ibu tiga kali lebih besar daripada kepada ayah. Sebagaimana dikemukakan dalam sebuah hadits,
Imam Adz-Dzahabi rahimahullaah, beliau berkata dalam kitabnya Al-Kabaair :
Ibumu telah mengandungmu di dalam perutnya selama sembilan bulan, seolah-olah sembilan tahun.
Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya.
Dia telah menyusuimu dari putingnya, dan ia hilangkan rasa kantuknya karena menjagamu.
Dia cuci kotoranmu dengan tangan kirinya, dia lebih utamakan dirimu dari padadirinya serta makanannya.
Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu.
Dia telah memberikanmu semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau mengeluh tampak darinya kesusahan yang luar biasa dan panjang sekali kesedihannya dan dia keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu.
Seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup dengan suaranya yang paling keras.
Betapa banyak kebaikan ibu, sedangkan engkau balas dengan akhlak yang tidak baik.
Dia selalu mendo’akanmu dengan taufik, baik secara sembunyi maupun terang-terangan.
Tatkala ibumu membutuhkanmu di saat dia sudah tua renta, engkau jadikan dia sebagai barang yang tidak berharga di sisimu.
Engkau kenyang dalam keadaan dia lapar.
Engkau puas minum dalam keadaan dia kehausan.
Engkau mendahulukan berbuat baik kepada istri dan anakmu dari pada ibumu.
Engkau lupakan semua kebaikan yang pernah dia perbuat.
Berat rasanya atasmu memeliharanya padahal itu adalah urusan yang mudah.
Engkau kira ibumu ada di sisimu umurnya panjang padahal umurnya pendek.
Engkau tinggalkan padahal dia tidak punya penolong selainmu.
Padahal Allah telah melarangmu berkata ‘ah’ dan Allah telah mencelamu dengan celaan yang lembut.
Engkau akan disiksa di dunia dengan durhakanya anak-anakmu kepadamu.
Allah akan membalas di akhirat dengan dijauhkan dari Allah Rabbul ‘aalamin.
(Akan dikatakan kepadanya),
“Yang demikian itu, adalah disebabkan perbuatan yang dikerjakan oleh kedua tangan kamu dahulu dan sesungguhnya Allah sekali-kali bukanlah penganiaya hamba-hamba-Nya”. (QS. Al-Hajj : 10)
(Al-Kabaair hal. 53-54, Maktabatush Shoffa, Dar Albaian)
Demikianlah dijelaskan oleh Imam Adz-Dzahabi tentang besarnya jasa seorang ibu terhadap anak dan menjelaskan bahwa jasa orang tua kepada anak tidak bisa dihitung.
Sobat Muro'i El-Barezy, kita mungkin tidak punya kapasitas untuk menghitung satu demi satu hak-hak yang dimiliki seorang ibu. Islam hanya menekankan kepada kita untuk sedapat mungkin menghormati, memuliakan dan menyucikan kedudukan sang ibu dengan melakukan hal-hal terbaik yang dapat kita lakukan, demi kebahagiannya. Pertanyaannya adalah sudahkah kita membahagiakan ibu kita?
Seorang ibu sudah mengalami tiga macam kepayahan, yang pertama adalah hamil, kemudian melahirkan dan selanjutnya menyusui. Belum lagi ia harus mengasuh dan membimbing anak-anak hingga menjadi dewasa.
Karena itu kebaikan kepada ibu tiga kali lebih besar daripada kepada ayah. Sebagaimana dikemukakan dalam sebuah hadits,
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)Imam Adz-Dzahabi rahimahullaah, beliau berkata dalam kitabnya Al-Kabaair :
Ibumu telah mengandungmu di dalam perutnya selama sembilan bulan, seolah-olah sembilan tahun.
Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya.
Dia telah menyusuimu dari putingnya, dan ia hilangkan rasa kantuknya karena menjagamu.
Dia cuci kotoranmu dengan tangan kirinya, dia lebih utamakan dirimu dari padadirinya serta makanannya.
Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu.
Dia telah memberikanmu semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau mengeluh tampak darinya kesusahan yang luar biasa dan panjang sekali kesedihannya dan dia keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu.
Seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup dengan suaranya yang paling keras.
Betapa banyak kebaikan ibu, sedangkan engkau balas dengan akhlak yang tidak baik.
Dia selalu mendo’akanmu dengan taufik, baik secara sembunyi maupun terang-terangan.
Tatkala ibumu membutuhkanmu di saat dia sudah tua renta, engkau jadikan dia sebagai barang yang tidak berharga di sisimu.
Engkau kenyang dalam keadaan dia lapar.
Engkau puas minum dalam keadaan dia kehausan.
Engkau mendahulukan berbuat baik kepada istri dan anakmu dari pada ibumu.
Engkau lupakan semua kebaikan yang pernah dia perbuat.
Berat rasanya atasmu memeliharanya padahal itu adalah urusan yang mudah.
Engkau kira ibumu ada di sisimu umurnya panjang padahal umurnya pendek.
Engkau tinggalkan padahal dia tidak punya penolong selainmu.
Padahal Allah telah melarangmu berkata ‘ah’ dan Allah telah mencelamu dengan celaan yang lembut.
Engkau akan disiksa di dunia dengan durhakanya anak-anakmu kepadamu.
Allah akan membalas di akhirat dengan dijauhkan dari Allah Rabbul ‘aalamin.
(Akan dikatakan kepadanya),
ذَلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ يَدَاكَ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ
(Al-Kabaair hal. 53-54, Maktabatush Shoffa, Dar Albaian)
Demikianlah dijelaskan oleh Imam Adz-Dzahabi tentang besarnya jasa seorang ibu terhadap anak dan menjelaskan bahwa jasa orang tua kepada anak tidak bisa dihitung.
Sobat Muro'i El-Barezy, kita mungkin tidak punya kapasitas untuk menghitung satu demi satu hak-hak yang dimiliki seorang ibu. Islam hanya menekankan kepada kita untuk sedapat mungkin menghormati, memuliakan dan menyucikan kedudukan sang ibu dengan melakukan hal-hal terbaik yang dapat kita lakukan, demi kebahagiannya. Pertanyaannya adalah sudahkah kita membahagiakan ibu kita?
Selamat Hari Ibu...
indah banget gan. Kalo ane sih belum bisa bahagian Ibu,
Selamat hari ibu
semoga nantinya bisa sob:}
Ibumu… Kemudian Ibumu… Kemudian Ibumu…
yang terakhir adalah bapakmu, trims sobat
selamat hari ibu gan :D
thx share nya
trimakasih sobat atas silaturrahimnya
dan hal tsb bukan hanya ada dalam agama islam saja,kristen,hindu,budha dll juga ada hal tsb :)
ya mungkin sob, saya kurang begitu tahu:}
sepertinya saya punya banyak salah sama ibu saya :'(
selamat hari ibu :')
wah segeralah minta maaf sobat hehe..
selamat hari ibu :)
trimakasih sobat atas kunjungannya:}
asalamualaikum
sayangilh ibumu dan ibu mertuamu
kasih sayangnya tak terbalaskan sepanjang masa
selamat hari ibu
wa'alaikum salam
mertua adalah juga ibu kita, sama hormatinya seperti ibu kita sendiri
dalam hati ibu penuh kasih,
kasih hangat selalu,
buat Ibu kuucapkan banyak terimakasih,
dan SELAMAT HARI IBU...
trimakasih atas silaturrahimnya disini...
Bang Muro'i..bagi saya pribadi Ibu adalah sgalanya dan do'a Ibu bagi saya adalah restu dari Allah SWT..Alhamdullilah saya selalu dekat dengan Ibu yang saya kagum dari beliau adalah beliau tak pernah mengeluh sedikit pun dalam mengarungi kehidupan ini dalam membesarkan anaknya..semoga saja kita semua termasuk orang-orang yang mencintai IBU..IBU..IBU..dan AYAH.
semoga abang di golongkan orang-orang ynag terus berbakti kepada kedua orang tua..amin
berkunjugn nih sob.. :D visit back ya... :D
trimakasih kunjungannya...oya saya sudah kunjung balik, tapi kok ga ada kotak komentarnya yah...
memang ibu adalah orang yang nomor 1 bagi kita. Rasulullah saja mengulang jawaban ibu sampai 3 kali. Dan pepatah pun menyebut "surga berada di telapak kaki ibu". Jangan sekali-kali mengecewakan beliau, karena jika beliau telah tiada pasti kita nyesel
Bener sobat,mumpung mungkin masih ada orang tua, berbuat baik sebisa yang kita bisa
surga di telapak kaki ibu.....makanya jangan berani berani sama ibu karena ibu yang melahirkan kita dengan bertaruh nyawa.... nice artikel masss
mohon dukungan di kontes saya dan tolong di G+ yah.....
trimakasih sob, okelah langsung ke tekape
WAH MEMANG BENER BANGET NIH SOB
bener sobat, makasih kunjungannya yah
Selamat Hari Ibu..
:)
oke trimakasih sobat
selamat hari emak
hehehe...
selamat hari ibu, saya merasa belum bisa membahagiakan ibu sendiri mas, ntah sampai kapan...
semoga nanti bisa membahagiakan mereka sob
kadang saya egois. mengharap doa dari ibu selalu yang saya rasakan makbul. padahal doa saya yang selalu diharapkan untuk melindungi ibu.
kasih anak sepenggalan, kasih ibu sepanjang jalan...
iya Mas. membuat saya berintrospeksi malam ini. matur nuwun postingannya, sejuk sekali.
Enggih sama-sama mas, semoga saya juga bisa introspeksi diri, menghitung sedikit kebaikan kepada orang tua..
selamat hari ibu ya sobat, sedikit terlambat nih, tapi tak apalah yang penting masih bisa ngucapin.
kata pak kiai. kasih ibu itu kalau di ibaratkan, sebesar buah kelapa dan kasih anak sebesar biji beras yang sudah jadi nasi.
jadi sebesar besarnya beras yang sudah jadi nasi, tetep g bisa ngalahin kelapa, walaupun kelapanya masih muda.
Sebuah perumpamaan yang indah sobat, trimakasih sudah silaturrahim disini..
sungguh luar biasa perjuangan seorang ibu untuk anaknya.. mari kita hormati dan sayangi ibu kita...
Ya semoga kita bisa selalu menghormatinya sobat
betapa muliahnya seorang ibu. memang bener kalau surga ada di telapak kaki ibu. terimakasih sob infonya.
Sama-sama sob,semoga bisa diambil pelajaran dan bermanfaat:)
kalo gak salah,,kasih ibu sepanjang masa,,seperti di lagu ya sob,,
selamat hari ibu,,maaf kalo telat ngucapin,,lanjut aja deh...
bener sobat istilah itu, makasih sobat
Setuja aja deh... Membaca tulisan diatas, rasanya masih banyak introspeksi yang harus kita lakukan, apakah kita sudah peduli dengan IBU...
anak sholeh/sholehah, doakan kedua orang tuanya minimal 5x sehari ^^