|
gambar dari google |
Wani Piro | Pernah liat iklan rokok Djarum 76 di tipi? Jika pernah melihatnya tentunya kita sering mendengar kalimat seperti ini. “Pengen sogokan hilang dari muka bumi”, kemudian dijawab :”bisa diatur, wani piro?. Yah meskipun tidak ada hubungannya antara rokok dengan kalimat tersebut. Tagline “wani piro” begitu akrab di telinga setiap orang. Ungkapan itu seringkali meluncur bahkan dari mulut anak-anak kecil baik secara serius maupun guyonan. Ketika diperintahkan untuk melakukan suatu pekerjaan misalnya, maka jawaban yang muncul adalah “wani piro”?. Mereka menuntut upah untuk tugas yang dibebankan sehingga yang timbul adalah hilangnya rasa keikhlasan untuk menolong sesama. Secara luasnya dialog tersebut memiliki sebuah makna alias sindiran terhadap perilaku masyarakat mulai dari pejabat pemerintah sampai masyarakat biasa yang selalu UUD alias ujung-ujungnya duit. Loh kok ujungnya duit, memangnya wani piro itu apa artinya?
Buat sobat blogger yang asli orang jawa tentunya sudah paham tentang arti dari wani piro ini. Wani artinya adalah berani dan piro artinya adalah berapa. Jadi arti dari wani piro adalah “Berani Berapa”. Kalimat ini jelas, yang dimaksud berani berapa adalah berani bayar berapa. Tapi sebenarnya tidak ada yang salah dari kalimat ini jika memang dikaitkan dengan dunia kerja. Sebagai seorang frofesional dalam pekerjaan tentunya harus sesuai apa yang dia kerjakan dengan seberapa besar bayarannya. Dan itu adalah memnag menjadi haknya untuk menerima bayaran sesuai dengan hasil pekerjaannya. Wani piro disini adalah dalam hal yang positif.
Namun wani piro jika dikaitkan dengan berani bayar berapa untuk memuluskan sesuatu maka bisa dikatakan bahwa ini adalah sebuah penyakit akut bangsa ini. Suap atau sogok menyogok biasanya identik dengan kalimat wani piro ini. Jika sudah masuk ranah ini maka setanlah yang biasanya merayu manusia untuk melakukan kesalahan termasuk suap atau korupsi ini, lantas bagaimana kalau setan yang meminta suap? Setan sudah kehilangan pekerjaan dan berekspansi dengan pekerjaan manusia karena pekerjaannya banyak yang telah diambil alih oleh manusia.
Uang kadangkala menjadia berhala yang begitu dipuja. Karena uang bagi penganut ideology ini adalah segalanya. Pekerjaan tidak akan jalan tanpa uang. Sesuatunya tidak akan lancar tanpa dengan uang. Lalu untuk apa uang itu? Jawabannya kepentingan. Kepentingan manusia mulai dari urusan perut sampai urusan prestise dan aktualisasi. Urusan perut terjadi saat terjadi tawar menawar membeli kebutuhan pokok yang alot dan biasanya diakhiri dengan kalimat, ya sudah Anda berani berapa? Praktek wani piro di sini tentu tidak mendatangkan masalah karena dilakukan terbuka dan tidak ada pihak yang dirugikan.
Nah praktek wani piro yang merugikan terjadi guna melancarkan sesuatu urusan atau masalah meskipun awalnya tersumbat dan bahkan menurut akal adalah tidak mungkin bisa gol. Misalnya kita punya urusan baik bisnis, masalah hukum, pajak, sampai urusan sepele kuncinya adalah duit, dengan lembaran-lembaran duit ini semua menjadi mulus. Praktek wani piro ini terjadi di semua lembaga pemerintahan baik di eksekutif, legislative maupun Judikatif. Berapa banyak gubernur,walikota, bupati, anggota DPR atau DPRD, jaksa, hakim dan pengacara yang masuk penjara karena persoalan uang. Yang lebih parah lagi adalah para pengadil dan penegak hukum tidak luput dari penyakit wani piro ini. Jika penegak hukum saja sudah hilang hati nuraninya, maka “Apa Kata Dunia”?.
Bangsa ini telah menjelma menjadi bangsa yang mewajarkan tradisi “amplop alias angpaw” dalam segala urusannya, meski sebenarnya urusan itu telah tercover dalam anggaran resmi sebuah institusi pemerintahan, ataupun justru tidak perlu diberikan tip karena telah menjadi tanggung jawab pekerjaan seseorang. Beda antara hadiah dan sogokpun menjadi samar dengan tanpa disengaja ataupun tidak.
Banyak urusan hanya bisa lancar dengan uang. Bangsa ini juga lebih menyukai jalan pintas untuk mendapatkan sesuatu dengan menghalalkan segala cara, dibandingkan harus bersusah payah berusaha mendapatkannya dengan cara normal, wajar, dan lebih beradab. Kasus-kasus korupsi yang diekspos berbagai media belakangan ini menunjukan bahwa banyak pejabat dan wakil rakyat negeri ini kehilangan kepekaannya terhadap nasib rakyat dan kepeduliannya kerugian negara.
Banyak kasus-kasus ketidak adilan di negeri ini. Pejabat dan konglomerat yang sudah jelas-jelasa salah dimata publik dengan enaknya sampai saat melenggang bebas. Kuncinya adalah mereka wani piro. Lihatlah bagaimana kasus Century, Hambalang, dan BLBI yang entah menguap sampai dimana kasusnya. Namun jika yang menjadi korbannya adalah rakyat miskin atau tidak punya pengaruh meskipun kesalahannya tidak seberapa berat . Ketika mereka terjerat kasus hukum sepertinya sulit lolos. Ketidak adilan ini salah satunya adalah disebabkan karena mereka tidak bisa menjawab pertanyaan wani piro?
Entah bagaimana kita dapat memotong idiologi wani piro sehingga tidak terus-terusan merusak pola fikir masyarakat. Yang jelas perlu keputusan politik yang komprehensif yang mencakup kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Yang lebih penting lagi adalah IBDA’ BINAFSIK, atau mulailah dari diri sendiri dengan membentuk budaya jujur. Namun membentuk budaya jujur tidaklah mudah, sesulit menjadi shaim sejati di tengah masyarakat bangsa ini. Tetapi jika gerakan laku jujur ini berjalan dan sukses, tidak ada yang diuntungkan kecuali diri kita sendiri. Ketentraman, kedamaian, keamanan, dan keteraturan sosial akan menjadi atmosfir yang melingkupi kehidupan berkeluarga, bermasyakat dan berbangsa.
Semoga bermanfaat dan happy blogging…..
130 Comments
Pertamax engga yah? hhehee
ReplyDeletemakasih mas informasinya :()
Iya sob dapet pertamax yah...
DeleteSilakan ambil bonusnya di SPBU terdekat :d
tuhkan pasti pertamaxnya jadi incaran haha,,,,yo wes aku terahirnya saja hehe
Deletega papa kang yang penting tetep masih silaturrahim
Deletemakasih kang
Saya ikutan parkir disini ya Kang, wani piro...??? hehehe
DeleteIkut,,,,,, tapi karena ideologi, uang dah habis. :d
Deletenumpang duduk yaa.. :D
Deletewani nongkrong disini juga :)
DeleteMeramaikan Pjawen,sambil minum (c)
DeleteSelamat pagi turut serta meramaikan artikel Mas Muroi
DeleteSalam sukses dan sejahtera Mas :))
Mampir cangkruk kang sambil (c), wani piro...??? :D
Deletecangkruk di perempatan jalan juga enak kang
DeleteSatu lagi maap OOT.
ReplyDeleteSaya kira di layar komputer saya ada semut eh ternyata itu hanya script wkwkwk
Hehe..iya sob, piara semut, biar rame...
DeleteCoba kalos miara semutnya banyak mas pasti tambah rame deh :d
Deletepengunjung pada kabur kalo gitu sih ;d
Deletecoba deh monitor'nya di taburin gula,, pasti makin banyak semut'nya.. :))
Deletewah kalo gitu jadi gulali dong monitornya :d
Deleteya udah di jilat aja sekalian kang monitornya
Deletehadeh kaya ga ada jajanan aja mas ;d
DeleteWani piro untuk menghilangkan semut di blog ini, wani piro ini memang selalu diidentikan dengan kompensasi dalam makna yang tidak sebenarnya.
ReplyDeletesemutnya masih bingun cari jalan keluar, ntar kalau sudah ketemu jalannya juga hilang sendiri ... :d
Deleteiya mas kasian juga, muter-muter mlulu ga ketemu-ketemu jalan...
DeleteSemutnya gk capek-capek ya, kasian juga lama-lama, cari jalan tapi gk ketemu-ketemu soalnya di tutup ma yang punya rumah :D
Deletekayak'nya bukan semut deh,, tapi kutu.. :))
Deletesilakan mas, duduk yang manis :d
Deletesudah jamak, sampai level paling renadahpun dipake...
ReplyDeletehhh..wani piro #nantang
penyakit kronis ya mas..susah ngilangin
Deletewani piro?
ReplyDeletekalau dalam kerjaan prosionalitas memang tak masalah pake wani piro. setuju pak..
maksudnya profesionalitas,hehe
Deletesaking semangatnya ya mbak ... :-)
DeleteSaya ingat ketika ada anekdot ttg ini, mas.
ReplyDeleteJd ceritanya ada seseorang yang menemukan botol berisi jin. Sebagai balas budi, sang jin akan mengabulkan satu permintaan dr orang ini.
Org ini rupanya org yg idealis dan cinta negri. Jd permintaan yg diajukannya adalah, ia ingin agar negri ini bebas dari praktek suap dan sogok-menyogok.
Sang jin mikir bentar, trus masuk ke botol dan teriak dari dlm botol, "Mas, tutup lagi aja botolnya!"
;-(
hehe.. jin aja angkat tangan ya mas....KPK gimana tuh....
Deletejadi kapok ketemu manusia indonesia ya , berharap yang menemukan botol orang malesia aja..nanti di kasih duit jinnya
DeleteAda juga yg ini, mas.
DeleteJadi ada org indonesia yg meninggal, trus sm malaikat diajak keliling di langit. Di sana rupanya ada jam dinding yg merefleksikan tingkat korupsi dan suap di suatu negara. Jadi bila level korupsi/suap di negara tsb tinggi, maka jarum jam dr jam tsb akan bergerak cepat. Semakin tinggi, maka perputaran jam itu akan semakin cepat.
Setelah berkeliling, ternyata baru disadari bhwa jam utk indonesia tdk ada. Setelah diselidiki, ternyata jam utk indonesia di bawah ke dapur... buat kipas!
waduh yang ini lebih parah mas :d
Deletekomentarnya mas Pri 67 bagus lo dibuat postingan hehe...
Deletesilakan mas, bisa dikembangin lagi ceritanya...
Delete617, mas bukan 67... ;-(
Deleteanam satu tujuh itu apa mas
Deleteparahnya nih mas, urusan birokrat ini mesti di ulur-ulur atau di persulit hanya untuk mengejar wani piro tadi.
ReplyDeletekalau guyonan saya sih gini mas " kerja saya kan belum dibayar" NIP saya yang di bayar, jadi malesnya masya Allah deh para birokrat itu.
eh orang yang kerja di kementrian itu juga birokrat ya ?
ya birokrat juga mas..emang kenapa gitu, sama sja gitu...
Deletetapi mas Zach tidak termasuk kan mas hehe...
DeleteInsaa Allah ga termasuk mas, masih banyak kok orang baik, insaa Allah termasuk mas Zach...
Deletehaha iklan djarum, wani piro,, :>)
ReplyDeletesemoga menginspirasi yang positif mas
DeleteNyimak aja dech gan, itung2 tambah ilmu.. :D mkasih ya
ReplyDeletesilakan gan, makasih sudah mampir dimari
DeleteWani piro, diakui atau tidak diakui memang sudah menjadi ideologi di sistem birokrasi kita di setiap level, barangkali untuk menghapusnya melalui usaha yang terus menerus secara berkesinambungan pada jalur pendidikan formal, menanamkan kontra ideologi wani piro, sehingga diharapkan generasi mendatang tidak ada lagi yang menganut ideologi tersebut.
ReplyDeletemulai dari diri kita sendiri dulu ya mas, pendidikan di sekolah dengan penanaman budi pekerti, akhlak dan monitoring dari orang tua serta guru tentunya
Deletewani piro.?? :)
Deleteloh kok, siapa yang wani mas.. :d
Deletewani piro, eheheh betul mas di negeri ini banyak kasus-kasus ketidak adilan. Pejabat dan konglomerat yang sudah tau salah juga lenggang kangkung sambil cengar - cengar - cengir - cengir :d
ReplyDeletemungkin dipikirnya negara ini milik mereka mang ... :-)
Deleteyang lain berarti ngontrak ya mas ;((
Deleteheheh tapi setelah kena yang berwajib. pura - pura sakit :d
Deletebiasa mang, tipu muslihat :)
Deletekalo di indonesia, kayanya trend seperti itu lambat-laun akan terganti dengan yang baru :)
ReplyDeleteya asal yang positif ngga papa kang gantinya
Deleteya maunya sih gitu :)
Deleteinsaa Allah jika dari semua pihak mendukung good government mudah-mudahan bisa terwujud kang....
Deletehahaha jujur saja saya sering mengucapkan kata kata ini mas.. tapi hanya untuk guyonan saja dengan teman teman sebaya, kalau dengan orang yang lebih tua saya nggak berani, namanya nggak sopan hehehehehe
ReplyDeleteya kalo buat guyonan ngga papa mas :d
Deletecoba aja klau berani.. bakal diketok tuh jidat.. wkwkwkw.. :))
Deletewedeh kasian mas, kan cuma guyonan tuh.... janagn di getok lah :d
Deletemantep gann
ReplyDeleteSaya malah pernah skak mat petugas yang mau 'wani piro' ke saya ketika ngurus sertifikat tanah. Karena sebelum ngurus saya sudah pelajari dari mbah gugel gimana birkrasi dan apa saja persyaratannya serta pembiayaan, makanya ketika salah satu bagian ngomong masalah slitutan uang, sayapun bisa terlepas dari jeratan birokasi
ReplyDeleteSepertinya harus digituin ya mas, skak mat buat penganut wani piro :d
Deletewani piro dalam kata bahasa jawa adalah kalimat kasar, suatu sikap angkuh dari sang penanya karena merasa punya power dan kuasa, sehingga sang penanya memasang terget demi menggencet sang mangsanya. Semoga saja korupsi segera hilang dari negara kita, biar rakyatnya bisa hidup sejahtera.
ReplyDeleteAmiin, kita bisa mulai dari diri kita dulu ya mas, agar meminimalisir menjamurnya korupsi..
Delete'wani piro' yang di lontarkan oleh Jin dalam iklan menggambarkan bahwa sogok menyogok tidak dapat dihilangkan dari muka bumi :d
ReplyDeletesetuju ini saya ...(h)
DeleteKecuali muka saya Kang. :-d
DeleteAh masa manusia kalah sama jin yah, kan lebih sempurna dengan akal yang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang sebaliknya, harusnya loh... :)
Deletewani piro,sepertinya memang sudah menjadi tradisi masyarakat negara kita dari dulu sampai sekarang kang.
ReplyDeletegimana mau ngilanginya coba..... :d
Susah mas, tapi ya mulai dari kita dulu kali yah, agar mata rantai ini bisa putus
DeleteNice post sob!!!
ReplyDeleteSip.. :)
Deletesudah tradisi, om
ReplyDeleteberakar dari anggah ungguh ala kraton yang kebablasan. dianut oleh birokrat modern yang akhirnya diteladani oleh segala lapisan masyarakat. anehnya kita masih saja suka memandang sebelah mata dengan mereka yang memiliki budaya egaliter hanya karena kultur mereka memang jauh dari sentuhan budaya kraton dengan alasan kampungan dll dll.
Mungkin hanya paradigma saja ya mas yang sepertinya harus dirubah...
DeleteSelamat Malm Mas Muroi wuiih mantap Mas Artikel unik dan menarik
ReplyDeleteJudulnya sepintas seperti ucapan Ndeso, tapi kenapa jadi orang Kota ikut-ikutan
Yah,,? kenapa cob...? :-d yang saya tahu itu datang dan tau dari Iklan TV ya Mas
Sampai budaya bahasa dari suatu kota bisa jadi cemilan semua orang siip
Info kreatif salam sukses Mas Muroi :-)
Kalo ditanya mengapa bisa demikian saya juga kurang tahu kang...yang jelas ucapan ini adalah simbol buat mereka yang men-"tuhan"-kan uang. Segalanya tanpa uang tidak bisa jalan alias macet urusan..dan ini sepertinya sudah jadi penyakit kronis bangsa ini kang, birokrasi yang berbelit-belit dan seperti dipersulit..tapi asal ada duit semua lancar :d
DeleteSepertinya hal tersebut sudah menjadi tradisi turun temurun mas, gimana rakyat mau bener kalo pemimpinya yang notabene imam buat rakyatnya juga gak bener. Setidaknya kita tidak ikut-ikutan seperti itu, mungkin bagi kita rakyat lemah tidak bisa merubah orang lain ke jalan benar setidaknya kita tidak melakukan hal sama seperti mereka dengan memulai dari diri sendiri untuk berusaha jujur...
ReplyDeletesetuju Kang Marnes,kalau kita memberi apa yang diminta si "wani piro " secara tidak langsung itu sudah ikut terjerumus kedalamnya.wah bahaya tuhhhhh,,,,,,,
Deleteya minimal kita berbuat seperti itu ya kang, tidak memberi hari kepada mereka yang menganut ideologi ini, bisa ga yah....
DeleteBisa jadi istilah tersebut pun sering di pakai para penyuap dan para koruptor gan.
ReplyDeleteEmang istilah itu lagi ngetrend di indonesia...coba kalo di pake di singapur....
ReplyDeleteKondang juga ndak ya.. :)
Di singapura, wah kayanya baru masuk perbatasan udah angus mas hehe..
DeleteSaya salut dengan iklan2 rokok saat ini, meskipun prduknya itu bisa di bilang "Berbahaya" dan"Terlarang", tapi iklan2 mereka selalu menyinggung ketimpangan2 di negeri kita. Kasus korupsi misalnya. Mungkin sudah ada peralihan ya? Dulu, tahun 80-90an, kritik2 buat pemerintah lebih banyak muncul dalam lagu-lagu dan puisis, sastra... sekarang malah ilang.... tapi muncul dalam iklan, heheheheee
ReplyDeleteItu semut ngapain aja di sebelah kanan sana???
tujuan iklan kan sudah jelas bang, menarik dan simpel..iklan rokok saat ini sepertinya lebih cenderung ke arah kritik sosialnya....
DeleteWani piro padahal kalimate nggak spiro yoh,tapi jadi tenar,ini malah menginspirasi para koruptor generasi baru nih,belum dikerjakan sudah menatakan "wani piro" kasihan korbanya lho,,,hati-hati untuk masyarakat,jangan nurutin si "wani piro
ReplyDeleteJustru sebaliknya kang, iklan ini terinspirasi oleh para koruptor :d
Deletehehehe... gara-gara iklan wani piro, jadi ngetren ya.
ReplyDeletemungkin sudah menjadi tradisi, tidak ada uang tidak jalan.
tradisi banget.. :)
DeleteTradisi yang tidak ngetrend kayanya ya mas...
Deletekondisi lah yang mendukung istilah ini menjadi trend :)
ReplyDeletesalam silaturahmi
Selamat Petang Mas Muroi datang lagi dan simak lagi
ReplyDeleteWah saya jadi Kaku mau comments apa lagi yah..:-? ?
Yah sudah salam Sillaturrahim saja yah Mas Muroi
Semoga baik-baik saja salam sukses dan sejahtera (c)
Kalau saya sih, bisanya ngomong "wani piro" cuman untuk bercanda doang hehe :D
ReplyDeletepara pemimpin kita telah memberikan teladan yang buruk kepada rakyat kecil dengan perilaku korupsi dan kolusi
ReplyDeletesudah mendarah daging mas, dari kalangan orang tua hingga anak anak, ucapan tersebut sedah menjadi ucapan yang secara spontan keluar ( terutama waktu becanda ) 8-)
ReplyDeletekunjungan lakam sob...gikana kabar nya sob....ngomongin wani piro.....kalo ane wani komen aja sob..hee..heeee
ReplyDeletesedih kalau wanipiro jadi tradisi....
ReplyDeleteWani piro kiasan yang tak terucap namun bisa dapat dirasakan dampaknnya Kang, baik langsung kenyang atau sampai dengan yang berelbihan ya ? :d :d :d
ReplyDeletenice post gan ;)
ReplyDeleteSepertinya wani piro ini warisan Kompeni Mas... :)
ReplyDeletewarisan turun temurun yang dilestarikan ya mas :d
Deletehahaha bisa jadi gan soalnya udah mendarah daging tuh kalimat :D
Deletesaya pernah menulis status di FB yang terkait dengan wani piro yang sudah menjadi penyakit hati para pejabat di Indonesia...begini status saya tsb
ReplyDeletesesungguhnya upah diluar gaji dalam kewajiban melakukan tugas sebagai bagian dari pekerjaan bukanlah rezeki yang mesti diterima >hw19122013<
yang lagi hangat yang mau nikahan ya mas, wanipiro ngundang pengulunya
Deleteaku pernah nonton iklan jarum 76 itu, sindirannya memang kencang banget, tapi saya tidak tahu apakah ada orang indonesia yang merasa tersindir, karena buktinya koruptor makin merajalela di negri ini ,
ReplyDeletesalam dari Kalimantan Selatan :-)
bagus artikelnya mas muroi (h)
ReplyDeleteane nyimak aja lah
sepertinya budaya wani piro perlu di bumi hangus kan agar tindakan korupsi bisa hilang dari negeri ini :)
ReplyDeletekayak'nya kondisi di Indonesia makin hari makin banyak yang serakah,, kalau mau lancar urusan wani piro..? hehehe.. :D
ReplyDeleteArtikel yang menarik :) Salam Kenal ya :D
ReplyDeleteCyber4rd.blogspot.com
bener bang..
ReplyDeletesudah saatnya wani piro ini diberangus!! biar ngga ada lagi sogok-menyogok :D
mampir lagi sob..
ReplyDeleteingin jadi wakil rakyat nomor urut ditentukan berdasarkan besar uang yang disetorkan ke partai,
ReplyDeleteentah yang lelang jabatan ya mas apa juga termasuk kategori dalam tulisan ini juga ya?
dalam sogot menyogok mungkin sering kita temui di lingkungan sekitar,,, tapi bagaimana pendapat agan bila hal ini di lakukan disekolahan..???
ReplyDeletewani piro sudah mendarah daging pada kita swmua kayaknya nie
ReplyDeleteWani piro:Di iklan rokok malah bikin ngakak.Tapi wani piro di lingkungan pejabat yang ingin meloloskan kepentingan nya ,bikin panas telapak tangan (o)
ReplyDeletempun dados adat 7 turunan 8 tanjakan, nunggu ke-turunan 8 menawi owah.....he.he.he...
ReplyDeleteSeperti biasa, kunjungan rutin Mas.. :)
ReplyDeleteSambil jalan-jalan mampir lagi di artikel Mas Muroi
ReplyDeleteDan sambil tengok kiri kanan saling bersilaturahim
Salam sukses sejahtera Mas [-(
mampir lagi as muroi,,
ReplyDeletesambil nunggu postingan terbarunya :-)
tapi bisa jadi malah iklan itu terinspirasi oleh taglaine para koruptor itu cik...
ReplyDeleteKalo wani piro itu kayak Om jin ya hehehe :D
ReplyDeleteFollow Blog KU ya
Bisa di atur... wani piro...?? $-) :-)
DeleteWani piro? Hoho. Memang sulit membasmi ini. Sebab semuanya diukur dengan materi materi dan materi. Adakah cara untuk membasminya? Saya yakin ada. Coba kita mulai dari diri kita sendiri, untuk melakukan segala kebaikan tanpa pamrih, serta mengajarkan keikhlasan pada calon-calon penerus bangsa ini ...
ReplyDeletewah mantep nih, kalimat itu udah ga asing lagi di smua kalangan gan
ReplyDeletewah thanks banget mas buat informasinya :)
ReplyDelete