Kebahagiaan inilah yang senantiasa dicari orang. Sayangnya, banyak yang
tersesat lantaran tidak tahu mesti mencarinya kemana, atau bahkan tidak tahu
bahagia itu apa. Sebagian orang mengatakan bahwa kebahagiaan itu letaknya pada
harta. Akan tetapi yang berpikiran begini adalah orang yang putus asa dalam
kemiskinannya.
Hendak menjadi kaya namun selalu gagal. Kadang-kadang pendapatnya tak
didengar orang lantaran ia miskin. Karena itu diputuskannyalah bahwa bahagia
itu pada uang, bukan lainnya. Kaidahnya ini berasal dari hati yang kecewa.
Banyak juga yang tidak menemukan kebahagiaan meskipun ia sudah mencapai
maksudnya. Contohnya adalah orang miskin yang mengejar kekayaan, sebab dalam
bayangannya, jika kaya ia akan mampu menolong sesama. Akan tetapi, setelah kaya
ia malah menjadi sombong dan kikir. Ada negarawan yang ketika menjadi anggota
parlemen berjanji akan menolak segala kezaliman, namun setelah jadi Presiden
atau Perdana Menteri justru ia sendiri yang menzalimi rakyatnya. Pada dasarnya
mereka yang menilai kebahagiaan dengan materi hanyalah orang-orang yang
tertipu, karena segala sesuatu yang ada di dunia ini hanya memiliki harga sesuai
kemampuan manusia untuk menghargainya. Buku yang sarat ilmu hanya akan dijual
kiloan di pasar loak oleh para penjual yang tak mengerti isinya. Orang yang tak
paham bedanya emas dan kuningan akan menjual keduanya dengan harga yang sama.
Manusia juga punya kecenderungan untuk rindu pada sesuatu yang belum ada
padanya, sebab segala isi dunia ini indahnya sebelum ada di tangan. Contohnya
Rockefeller, yang sepanjang hidupnya mengejar kekayaan, namun setelah menjadi
miliuner, semuanya itu tak lagi berarti. Di usianya yang sudah 97 tahun, ia
hanya ingin agar dicukupkan hidupnya menjadi 100 tahun. Ternyata harta yang
banyak itu tak mampu sekedar untuk membeli kekurangan yang tiga tahun, karena
pada tahun itu juga ia wafat. Sesuatu yang belum kita miliki sering disangka
menjanjikan kebahagiaan, namun manusia kerap kali tidak mampu menghargai
apa-apa yang sudah dimilikinya. (Buya Hamka)
25 Comments
Renungan yang bermanfaat sobat....ya memang kebahagiaan itu tidak selamanya bisa diukur dengan uang. dan uang bukanlah jaminan untuk mendapatkan kebahagiaan. karena semuanya berawal dari hati.
ReplyDeleteBahagia yang didapat sebenarnya mudah, namun terkadang manusianya yang kurang menyadari dan mensyukuri dengan apa yang ada. Jadi segala yg dimiliki jika selalu kurang, pikiran dan hatinya akan menghapus kebahagiaan yang sebenaranya. Selamat hari jum'at sahabat :)
ReplyDeletemasyaAllah
ReplyDeletekarena kebahagiaan itu yang ada di hati
@HEЯRYNice sharing, thanks ya sob:)
ReplyDelete@Urang KampoengMemang betul sob, segala mamang memrlukan uang, tapi uang bukanlah segalanya:)
ReplyDelete@Nurmayanti ZainBetul sekali, trims ya udah mampir:)
ReplyDeleteRenungan Jum'at yg sangat bermanfaat. Renungan tentang kebahagiaan yg sangat mencerahkan. Makasih banyak Mas.
ReplyDelete@Irham Sya'roniSama sama mas Irham..:)
ReplyDeletehari ini juga jumatan kan :)
ReplyDeletemogaa bisa dapet renungan yg jauh lebih membuka mata hati lagi :)
@Si GalauAmin sob, kita memang perlu nasehat..
ReplyDeleteTausiyah yang bagus sob... memang sebagian manusia menilai kebahagiaan itu terletak pada harta. Segalanya bisa dibeli dg uang.
ReplyDeleteTapi mereka tidak sadar, gahwa sebenarnya kebahagiaan itu bersarang di hati. Dan hati org yg suka bersyukurlah yg bisa merasakan kebahagiaan :)
makasih renungannya, useful :)))))
ReplyDeletebetul, kebahagiaanya tak ada ukurannya, hanya masing masing individu yg bisa merasakanya, terima kasih :D
ReplyDeleteaduh tadi gw gk jum'atan hehe
ReplyDeletemenginspirasi sekali renungannya bang...memang manusia bila sudah terpenuhi hawa nafsunya maka akan meminta yang lebih dari itu... semoga kita semakin arif dan banyak bersyukur ya bang...
ReplyDeletesaya suka post abang :)
Kunjungan ganh, baca-baca artikel updetan terbaru ..hehe
ReplyDeletenice share nioh gan :)
terima kasih sahabat sdh mengingatkan.. mf ni baru sempat mampir *smile
ReplyDeleteKebahagiaan itu sebenarnya ada dalam diri kita sendiri, yaitu bagaimana kita memandang dan menerima hidup. Jadi kalo dicari diluar ya ga bakalan ketemu. :D
ReplyDeleteNice post dah, bisa jadi renungan sabtu buat saya. :)
gmna sob jumatan kmarin :D
ReplyDelete@Si GalauBiasa sob, pas dengerin khutbah setan pada gelayutan dimata, jadi kurang konsen juga hehe...
ReplyDelete@Rohis FacebookSama sama sob, kita memang haris saling mengingatkan:)
ReplyDelete@Kang FarhanTrimakasih kang Farhan, semoga sedikit bermanfaat:)
ReplyDeletewah nice share kang... Renungan jumat bagus sekali :)
ReplyDeleteAbsen siang
bahagia bahagia bahagia. . .InsyaAllah :D
ReplyDeletesaya dukung kampanyenya mas bro. . .MasyaAllah
nice...
ReplyDeletesharingnya sangat bermanfaat