Inilah Akibatnya Jika.......
Inilah Akibatnya Jika....... | Malam itu hujan turun. Angin bertiup sangat dingin. Tapi kedua suami istri yang tinggal di sebuah rumah kecil itu berkeinginan untuk keluar rumah. Kerana ibu si suami itu dalam keadaan sakit, mungkin hanya tinggal menunggu waktu saja.Hanya yang sangat merisaukan hati mereka, bagaimana dengan anaknya, anak mereka yang baru saja berumur empat bulan. Kalau diajak pergi takut masuk angin dan dapat menyebabkan sakit.
Setelah berdiskusi cukup lama, akhirnya mereka mengambil kesimpulan bahwa yang akan menjaga anak mereka adalah kucing mereka yang sudah terlatih.
“Wahai Kucing, malam ini engkau tidak usah menjaga padi dari gangguan tikus-tikus, kami berdua mau pergi, jadi jagalah bayi kami,” kata si suami.
Setelah berpesan begitu, maka pasangan suami dan istri itu pun berangkat dengan perasaan lega. Mereka tahu bahawa kucingnya akan melakukan pekerjaannya dengan baik, sebab dia adalah seekor kucing yang sangat setia dengan majikannya.
Menjelang pukul sepuluh malam, tiba-tiba kucing itu mendengar bunyi mendesis dari bawah tempat tidur. Dengan secepat mungkin ia memasang 'kuda-kuda' serta siap untuk menghadapi segala kemungkinan. Matanya tiba-tiba terbeliak terkejut dan marah, ketika melihat sebuah mulut yang ternganga dengan taring dan lidah yang menjulur panjang. Rupanya dia adalah seekor ular besar yang sudah siap untuk menelan bayi yang masih kecil itu.
Dengan cepat si Kucing melompat, giginya langsung masuk menghunjam ke leher ular tersebut, dan cakarnya menyerang dengan buas. Ular itu marah kerana niatnya dihalang-halangi oleh makhluk lain. Matanya merah seperti besi terbakar. Dia membalas menyerang dengan hebat. Badan si Kucing dibelit dengan kuat, sambil mulutnya mematuk-matuk mukanya.
Kucing setia itu hampir kehabisan tenaga, kerana dibelit oleh ular besar itu, manakala mukanya pun telah berlumuran darah. Namun dia tidak mau binasa sebelum dapat membunuh ular tersebut. Dengan segala kemampuan dan kesakitannya, ia berusaha untuk menyelamatkan nyawa anak tersayang kedua majikannya itu. Akhirnya ia berhasil melepaskan diri, lalu dengan cepat menerkam leher ular itu. Digigitnya batang leher makhluk jahat tersebut sekuat tenaga sehingga akhirnya matilah musuhnya itu.
Belum pulih lagi tenaganya, akan tetapi secara tiba-tiba dia mendengar suara majikannya di halaman rumah. Dengan gerakan yang lemah dan lunglai, si Kucing turun dari tempat tidur. Perlahan-lahan ia berjalan menuju ke pintu, menyambut kedatangan kedua majikannya yang sangat dicintainya itu. Dilihatnya ibu sang bayi berjalan menunduk sambil terisak-isak. Suaminya juga terlihat sedih. Si Kucing pun ikut berdukacita memperhatikannya.
Tiba-tiba saja istrinya menjerit,“Lihatlah kucing kita bang, mulutnya berlumuran darah. Pasti anak kita telah diterkam dan dibunuhnya. Oh, anakku….. Bunuh kucing itu, bang! Ia telah memakan anak kita!” Kata si istri.
Si suami baru tahu apa yang dimaksudkan oleh istrinya. “Betul! Mulut kucingnya penuh dengan darah segar, pasti anak kita telah diterkamnya.”
Tanpa berfikir panjang, si suami lalu mengambil besi. Dengan penuh kemurkaan lalu dipukulnya benda keras itu ke tubuh si Kucing. Kucing itu menjerit; “ngeong….”. Setelah mengeong untuk terakhir kalinya, kucing yang cantik itu pun menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Melihat kucing yang malang sudah mati, maka pasangan suami istri itu buru-buru masuk ke kamar. Alangkah terkejutnya mereka ketika melihat suasana kamar itu. Yang nampak pertama kali di depan pintu adalah bangkai seekor ular besar yang hampir putus lehernya. Maka dengan hati berdebar-debar mereka berlari ke tempat tidur. Ternyata anaknya masih tetap dalam keadaan tertidur nyenyak.
Barulah mereka sadar apa yang telah terjadi selama mereka tidak berada di rumah tadi. Bukan kucingnya yang bersalah, ternyata kucing itu telah berjuang mati-matian untuk menyelamatkan anak mereka. Seketika itu juga pucatlah wajah mereka. Mereka menyesal berkepanjangan.
Ternyata kucingnya tetap setia. Dia tidak mempedulikan keselamatan dirinya asalkan tugas yang dipercayakan kepadanya ditunaikannya. Kalau perlu dirinya sendiri menjadi korban untuk menyelamatkan nyawa majikan kecilnya. Namun balasan yang diterimanya bukan belaian kasih sayang dan terima kasih, akan tetapi nyawanya dihabiskan dengan penuh kekejaman.
Suami istri itu menangis tersedu-sedu menyesali kesalahannya, ia bertaubat kepada Allah SWT serta berjanji untuk tidak lagi berbuat semena-mena terhadap binatang yang tidak berdosa, tanpa memeriksa terlebih dahulu. Bangkai kucing itu diangkat dan diciumnya, tapi yang sudah pergi tidak akan kembali, dan penyesalan mereka juga sudah tidak bererti, kerana yang sudah mati itu tidak akan hidup lagi.
Intinya :
Itulah akibat dari berburuk sangka, hanya penyesalan yang tidak mungkin akan berulang kembali. Dalam kehidupan mungkin kita sering menemukan hal seperti ini. Semoga saya pribadi dan kita semua dapat menghindarinya. Dan yang perlu di ingat juga adalah bahwa berburuk sangka itu adalah dosa. Seperti firman Allah :
Semoga bermnafaat dan happy blogging…..
Setelah berdiskusi cukup lama, akhirnya mereka mengambil kesimpulan bahwa yang akan menjaga anak mereka adalah kucing mereka yang sudah terlatih.
“Wahai Kucing, malam ini engkau tidak usah menjaga padi dari gangguan tikus-tikus, kami berdua mau pergi, jadi jagalah bayi kami,” kata si suami.
Setelah berpesan begitu, maka pasangan suami dan istri itu pun berangkat dengan perasaan lega. Mereka tahu bahawa kucingnya akan melakukan pekerjaannya dengan baik, sebab dia adalah seekor kucing yang sangat setia dengan majikannya.
Menjelang pukul sepuluh malam, tiba-tiba kucing itu mendengar bunyi mendesis dari bawah tempat tidur. Dengan secepat mungkin ia memasang 'kuda-kuda' serta siap untuk menghadapi segala kemungkinan. Matanya tiba-tiba terbeliak terkejut dan marah, ketika melihat sebuah mulut yang ternganga dengan taring dan lidah yang menjulur panjang. Rupanya dia adalah seekor ular besar yang sudah siap untuk menelan bayi yang masih kecil itu.
Dengan cepat si Kucing melompat, giginya langsung masuk menghunjam ke leher ular tersebut, dan cakarnya menyerang dengan buas. Ular itu marah kerana niatnya dihalang-halangi oleh makhluk lain. Matanya merah seperti besi terbakar. Dia membalas menyerang dengan hebat. Badan si Kucing dibelit dengan kuat, sambil mulutnya mematuk-matuk mukanya.
Kucing setia itu hampir kehabisan tenaga, kerana dibelit oleh ular besar itu, manakala mukanya pun telah berlumuran darah. Namun dia tidak mau binasa sebelum dapat membunuh ular tersebut. Dengan segala kemampuan dan kesakitannya, ia berusaha untuk menyelamatkan nyawa anak tersayang kedua majikannya itu. Akhirnya ia berhasil melepaskan diri, lalu dengan cepat menerkam leher ular itu. Digigitnya batang leher makhluk jahat tersebut sekuat tenaga sehingga akhirnya matilah musuhnya itu.
Belum pulih lagi tenaganya, akan tetapi secara tiba-tiba dia mendengar suara majikannya di halaman rumah. Dengan gerakan yang lemah dan lunglai, si Kucing turun dari tempat tidur. Perlahan-lahan ia berjalan menuju ke pintu, menyambut kedatangan kedua majikannya yang sangat dicintainya itu. Dilihatnya ibu sang bayi berjalan menunduk sambil terisak-isak. Suaminya juga terlihat sedih. Si Kucing pun ikut berdukacita memperhatikannya.
Tiba-tiba saja istrinya menjerit,“Lihatlah kucing kita bang, mulutnya berlumuran darah. Pasti anak kita telah diterkam dan dibunuhnya. Oh, anakku….. Bunuh kucing itu, bang! Ia telah memakan anak kita!” Kata si istri.
Si suami baru tahu apa yang dimaksudkan oleh istrinya. “Betul! Mulut kucingnya penuh dengan darah segar, pasti anak kita telah diterkamnya.”
Tanpa berfikir panjang, si suami lalu mengambil besi. Dengan penuh kemurkaan lalu dipukulnya benda keras itu ke tubuh si Kucing. Kucing itu menjerit; “ngeong….”. Setelah mengeong untuk terakhir kalinya, kucing yang cantik itu pun menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Melihat kucing yang malang sudah mati, maka pasangan suami istri itu buru-buru masuk ke kamar. Alangkah terkejutnya mereka ketika melihat suasana kamar itu. Yang nampak pertama kali di depan pintu adalah bangkai seekor ular besar yang hampir putus lehernya. Maka dengan hati berdebar-debar mereka berlari ke tempat tidur. Ternyata anaknya masih tetap dalam keadaan tertidur nyenyak.
Barulah mereka sadar apa yang telah terjadi selama mereka tidak berada di rumah tadi. Bukan kucingnya yang bersalah, ternyata kucing itu telah berjuang mati-matian untuk menyelamatkan anak mereka. Seketika itu juga pucatlah wajah mereka. Mereka menyesal berkepanjangan.
Ternyata kucingnya tetap setia. Dia tidak mempedulikan keselamatan dirinya asalkan tugas yang dipercayakan kepadanya ditunaikannya. Kalau perlu dirinya sendiri menjadi korban untuk menyelamatkan nyawa majikan kecilnya. Namun balasan yang diterimanya bukan belaian kasih sayang dan terima kasih, akan tetapi nyawanya dihabiskan dengan penuh kekejaman.
Suami istri itu menangis tersedu-sedu menyesali kesalahannya, ia bertaubat kepada Allah SWT serta berjanji untuk tidak lagi berbuat semena-mena terhadap binatang yang tidak berdosa, tanpa memeriksa terlebih dahulu. Bangkai kucing itu diangkat dan diciumnya, tapi yang sudah pergi tidak akan kembali, dan penyesalan mereka juga sudah tidak bererti, kerana yang sudah mati itu tidak akan hidup lagi.
Intinya :
Itulah akibat dari berburuk sangka, hanya penyesalan yang tidak mungkin akan berulang kembali. Dalam kehidupan mungkin kita sering menemukan hal seperti ini. Semoga saya pribadi dan kita semua dapat menghindarinya. Dan yang perlu di ingat juga adalah bahwa berburuk sangka itu adalah dosa. Seperti firman Allah :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan dari persangkaan (zhan) karena sesungguhnya sebagian dari persangkaan itu merupakan dosa. ” (Al-Hujurat: 12).Semoga bermnafaat dan happy blogging…..
terlalu banyak berprasangka akan sangat merugikan diri sendiri...karena syaitan akan menelusup ke dalam urat nadi kita bila banyak berprasangka
bener Kang. urat nadi memang begitu deh
begitu memang urat nadi tuh..
bener banget kang Farhan, ms Zach dan mas Kustiawan, setan itu akan masuk lewat jalan mana saja asal ada celah untuknya, trimakasih sudah urun komentar disini...
Betul... betul, setuju dengan Kang Farhan :)
astagfirullah...jadi pengin nangis
manangis karena menyesal ngga papa mas, asal jangan karena hutang saja :d
Mas Agus nangis karena telat komen di kolom ini mas..xixixi
saya kosel-kosel lho
terharu dan mengharukan
trenyuh aku kang membacanya...
Malangnya nasib sang kucing.... kisah yang mengahrukan sekaligus menjadi pelajaran berharga kang mur...
sedikit masukan, pembukaannya sedikit agak susah dimengerti.. "Tapi kedua suami istri yang tinggal di sebuah rumah kecil itu berkeinginan untuk keluar rumah. Kerana ibu si suami itu dalam keadaan sakit, mungkin hanya tinggal menunggu waktu saja...."
kesan pertama yang saya tangkap seakan2 mau pergi ninggalin ibunya... tega amat kata saya, orang sudah tinggal nunggu waktu, ditinggal begitu saja.. satu lagi... illustrasi ularnya kekecilan :)
harusnya ular naga mungkin
naga puspa ya bang
suami istri itu mau menengok sang ibu yang tinggalnya tidak serumah, sepertinya begitu Pak
naga puspa, ntar gambarnya pedang dong...judul ceritanya jadi lain dong
ya bener banget kang kata mba khusna, ceritanya suami istri tersebut kebetulan tidak tinggal dengan orang tuanya, makanya mereka mau keluar rumah untuk menengok orang tua suami yang sedang sakit keras...
mas Zach dan mas KS, kalo naga malah nanti lain ceritanya :d
ulo banyu juga boleh
ulo banyu nanti tarungnya sama kepiting mas :)
tarung sama lele mas tepatnya.. :d
muke lele
brarti ada pertarungan segitiga nih... yang benar akhirnya yang kalah... kacian...
pertarungan yang seru ... biasanya pake musik kendang pencak
ngeri juga ceritanya kang...untung saya udah ngga anak bayi, dan ngga punya kucing juga...jadi kecil kemungkinan saya akan diberikan cobaan seperti cerita diatas....apa coba?
soal prasangkanya....mulai sekarang saya ngga akan terlalu banyak berprasangka ah....ngerih.
kalau prasangka baik boleh Kang...
kang Cilembu : ini hanya ilustrasi saja bagaimana dampak dari buruk sangka, semoga bisa meminimalkan diri ya kang dari berbuat seperti ini
mas KS : kalo berbaik sangka itu boleh-boleh saja mas, malah dianjurkan
saya mau bilang, saya phobia ular...serem banget gambar ularnya saya sampe ngga berani mandangin...hiiii
owh gitu, sama atuh kang, saya ge kalo liat ular beneran mah takut :-d
kalau ular tangga malah asik ya
ayo mang mainan ama aku yang kalah hrs makan ular beneran lho ya hehehe..
asli Mas, kisah di atas cukup memilukan dan berhasil membuat saya ikut memikirkan jika saja yang sedemikian itu terjadi beneran. cuma satu hal, saya nggak berhasil melepas bayang-bayang bahwa kucing, di tempat saya tinggal, telah mencitrakan diri sebagai makhluk yang menyebalkan. jadi saya membayangkan kisah Mas El di atas bukan dengan seekor kucing, tapi kelinci. boleh ya...
kucing itu makhluk yang disayangi oleh Nabi SAW... kenapa menjadi menyebalkan? kadang kita berfikir picik.. menyalahkan yang lain. sudah kah kita rawat kucing itu? memberinya makan?
pasti kucingnya suka nyuri ikan ya Pak Zach...
kucing-kucing di sekitar rumah saya mah sudah di klaim semuanya oleh Zaki, bahwa mereka milik Zaki, jadi begitu lihat kucing gemblibet di luar rumah, dia langsung minta ikan teri goreng buat dikasih ke kucing...hahaha
bicara soal kucing, di tempat saya juga demikian, yang paling sebel itu ya (maaf) ee-nya sembarangan, dirumput, dilantai, disofa, ditumpukan baju..yah kadang kesel juga, tapi sadar juga sih, kucing ya tetep kucing yang ngga sekolah :)
kucingku sekarang dah abis..kejual semua hehehe.. tp bikin kangen klo nggak ada kucing...
intinya berperasangka baik kepada ALLAH dan mahluk ALLah ...pasti selamat..
iya sob, setujulah, makasih sudah mampir
kisah ceritanya... seru dan ngedebarin mas.ga nyangka nasib sikucing harus tragis di tangan tuannya sendiri..
semoga kita bisa nge ambil hikmah dari kisah di atas..
amin..
amiin, semoga sedikit bermanfaat mas dan trimakasih sudah berkunjung dimari
kang budi 19:..emang baca sampe tuntas gituh...hehehe
insya Allah baca dari awal sampe akhir kang, tuh kan barusan diceritain..jangan buruk sangka dulu kang :-d
emangnya Kang Hadi, cuma baca judul dan liat gambarnya doank... :))
budaya yang harus dihilangkan ....
Pak Ci kalau mbaca ceritanya trus nggak bisa tidur, takut terbawa mimpi...
aku baca akhirnya doank.. yang awalnya dah kemarin bacanya hehehe...
Sampe merinding bacanya kang ... :( kasihan kucingnya .. gak tega deh kalau ngebayangin ... ;-(
iya sob, yang jelas kita ngga usah ngebayangin nasib kucingnya, ambil hikmahnya saja
Saya suka cerita cerita dalam blog ini. Sukses ya buat blognya
sedikit mau share aja
Dibayar Dengan Klick Iklan
trimakasih sob sudah berkunjung, maaf blog ini tidak menerima link hidup di komentar :d
Waduh :D
:)
masih terbayang dengan kesetiaan sang kucing dan balasan dari majikannya, pilu bacanya.
ada banyak hikmah yang bisa diambil dari cerita di atas,. terima kasih ceritanya mas
semoga bisa diambil hikmahnya sob, trims sudah mampir dimari yah
cerita yang menarik gan , terimakasih sudah share , ya intinya sih berprasangka baik lah kpda orang :)
sama-sama sob, ya itulah maksudnya sob, kadang kita sering dihinggapi hal seperti itu, mungkin termasuk saya juga yah :d
saya terharu Kang Muroi membaca Ceritanya...yaa beginlah Akibatnya kalau kita berburuk Sangka...Kucing yang telah menolong matia matian anak Majikannya harus mati dengan Tragis di tangan Majikannya Sendiri,,,semoga kita semua bisa mengambil Hikmah di balik cerita di atas...
amiin, semoga demikian sob, bukan bermaksud mengekploitasi cerita kekejaman sob, hanya mungkin ada sedikit hikmah dibaliknya..
prasangka itu bisikan dari syaitan Pak El...semoga kita terhindar...aamiin.
ceritanya bagus banget, filosofi yang diambil mengena banget...bisa lah dijadikan dongeng sebelum tidur buat si kecil.
trimakasih sudah berkunjung..tapi mungkin bisa sedikit di modifikasi ceritanya, biar ga terkesan sadis yah :)
nyesek banget aku mbacanyaaaa... ;-(
kenapa mereka langsung2 aja sih.. nggak liat2 dulu ke kamar
yah itulah yang namnya sudah berprasangka buruk, ditambah lagi lagi emosi, apapun bisa terjadi kalo sudah begini, semoga kita dijauhkan dari sifat seperti ini...
tragis sekali mas, aduh nggak terbayang deh gimana pembunuhan terhadap kucing itu..
majikan itu pasti sedang dikendalikan setan.
buruk sangka memang berbahaya, semoga kita terhindar ya mas..
dan sayangilah kucing, terutama kucing yang cantik..wkwk
yang jelas jangan ngebayangin pembunuhannya sob, ambil hikmah saja dari cerita di atas :) makasih kunjungannya...
innalillahi wainnaillaihiro jiun,turut berduka atas meninggalnya kucing tersebut,kita bisa mengambil h8ikmah dengan cerita di atas,karena berburuk sangka bisa menimbulkan kerugian bahkan memakan korban.
bener kang, semoga kita semua bis terhindar dari sifat demikian ya kang, trims silaturrahimnya
pgi kang ternyata suka kucing'y kang. trmksih banyak kang infonya semoga kucing tersebut di terima di sisinya Amin
ngga suka juga sih mas, banyak yang nyebelin hehe...
Belajar banyak dari tulisan di atas kang....
oke makasih sobat, happy blogging....
Berprasangka buruk adalah merupakan salah satu jalan yang ditempuh oleh setan untuk menjerumuskan manusia.
Kita harus berhati-hati dengan yang seperti ini
Bener sob, setan itu bisa masuk darimana saja terutama hal yang seperti ini, trims
terharu sama perjuangan kucingnya...kasihan ;((
Air susu dibalas air tuba ya kang ibaratnya
ya gt kalo suudzon ya kang :D jadi kalap.. tapi kenapa juga kucing yg disuruh jagain anak bayi? *gaHabisPikir*
Iya bener, orang yg selalu suudzan jadi gelap mata..yah namanya juga cerita :d yang penting diambil hikmahnya
kucing oh kucing .. begitulah nasibmu :>)
Kucing yang malang, semoga bermanfaat sob dan trimakasih kunjungannya
saya seneng membaca ceritanya mas, tak kira bayinya yang mati karena keburu menebak ceritanya tibak e ularnya dan kucingnya tidak mati, setelah majikan berprasangka dulu ternyata kucingnya dibantai. Saya sering kok mas berprasangka duluan, saya banyak belajar dari tragedi kucing ini.
Berprasangka buruk siapapun bisa berpotensi melakukannya masn termasuk saya juga..
Semoga bbisa menguranginya
bagus banget nih ceritanya..sukses selalu buat blognya
salah satu manfaat dari cek dan recek adalah menghindarkan kita dari perbuatan berburuk sangka :-)
semoga kita tidak termasuk dalam jajaran orang yang selalu berburuk sangka...amiin
Ceritanya ngeri bgt sob. :3
Maaf baru kunjung. Sibuk banget. :D
terkadang saya juga berburuk sangka thdp diri saya..... mudah2an Allah mengampuni dosa2ku.
sebuah pelajaran berharga dipetik dari cerita ini, berburuk sangka sangat tidak baik, alangkah baiknya kita mencari bukti telebih dahulu sebelum melakukan tindakan yand dapat menimbulkan penyesalan yang tak berujung pada diri kita.. kalau saja sang kucing tidak keluar dan menyambut majikanya yang baru pulang pasti akan berkahir dengan happy ending..
thanks kang, sangat bermanfaat ini.. :)
berburuk sangka memang tidak baik
karena diri sendiri akan terbecik
dan tak ada yang mendengar walau suara memekik ..
izin copas ke status fb ya :D
cerita yang buaguuuus biyanget.
gak jadi, copasnya ke blog hehe.. sumber disertai :)
silahkan
Huf kasian kucingnya .
Hmm cerpen yang bner" ngena bngt di hati . .
Penyesalan adalah momok yang menakutkan.
Karna rasa it selalu mengikuti mngkn hingga brakhirnya waktu.
Jd lakukan yang terbaik, kesampingkan emosi jika ingin mengambil kputusan .
Lebih baik berprasangka baik ya sob, karena sesuatu yang difikirkan lama lama kan menjadi doa
betul betul betul :)
jangan buru-buru menuduh sebelum ada bukti kuat ya gan ?
mau nganterin kopi mas sekalian mau cari yang baru heheh
baca cerita ini jadi ingat anak mamang yang melihat ular lemah di depan pintu yang ketauan sama ayam, memang binatang peliharaan sangat berguna ya kang
Tragis memang..sang majikan tanpa memastikan lebih dulu keadaan anaknya lagsung berburuk sangka dengan menjudge sang kucing telah memakan anaknya. pesan yang disampaikan sungguh bermanfaat mas..
pembelajaran yang sangat bermanfaat.. makasih mas :))
saya ingin berkunjung d mari dan sudah kesampaian alhamdulilah pulang lagi ah
karena prasangka, seseorang yang sebenarnya berjasa besar menjadi sengsara akhirnya tinggallah penyesalan,
maaf baru bisa komen
pulangnya naik apa mas Agus hehe........
naik GL Pro bang ssambil bonceng saya... alias nunut hehehe
klo gakujan pasti juga ada kejadian lain hhe
Berburuk sangka sangat2 sebuah sifat yg bodoh, apa salahnya jika dicari tau dulu apa yang kita sangkakan? hehehehe/.. artikelnya membawa pencerahan dan pembelajaran....
mampir lagi kang sambil bawain kopi heheh
Tapi kenapa kok di pasrahkan ke kucing ? Emang tom ?
Saya komen yang ke 101 . :D
Berprasangkalah yang baik, atau positive thinking.., janganlah berprasangka buruk. Salam silaturahmi Kang El..
saya hanya berkunjung untuk menjaga agar tidak terputus
ga suka berburuk sangka juga tidak selamanya enak om
aku kalo komen suka ngasal tanpa mikir negatif sampe ga nyadar ada yang ngemusuhin. ketauan setelah diingetin temen. elu dibenci disana kenapa komen mulu..?
haha mana gua tau.kirain becanda tuh ngamuk ngamuknya...