Tentang Warna
Tentang Warna | Ada dua orang anak selalu berkelahi. Dalam banyak hal mereka tidak pernah akur. Mereka selalu berselisih paham. Saat yang satu berpendapat A, maka yang lain pasti punya pendapat yang berbeda. Mereka lakukan hal ini dimana saja. Di sekolah, di rumah ataupun di tempat bermain. Tentu saja hal tersebut sangat merepotkan guru mereka. Karena menggangu orang lain.
Suatu pagi ibu guru memanggil kedua anak tersebut. Ia meminta mereka masuk kedalam ruangan yang berbeda. Ruangan itu hanya dipisahkan oleh sebuah tembok, namun ibu guru masih dapat melihat, apa yang nereka lakukan dari kejauhan.
Di ruangan itu terdapat meja dengan selembar kertas diatasnya. Ibu guru meminta mereka menyebutkan apa warna kertas itu. Lagi-lagi mereka berselisih paham. Anak yang pertama bilang, "Kertas itu putih!" dari ruangan sebelahnya terdengar teriakan, "Bukan, bukan putih, kertas itu berwarna hitam. "Putih! Hitam! Putih! Hitam!!! Terdengar suara saling bersahutan.
Suara mereka semakin riuh. Perdebatan kedua anak itu semakin sengit. "Hei dasar buta warna, apa kamu tidak bisa melihat? Kertas itu putih, tahu!" Anak kedua tak mau kalah. "Buta warna? Hei, apa kamu tidak bisa membedakan antara hitam dan putih? Jelas-jelas itu kertas hitam."
Mendengar itu semua, ibu guru berkata, "Tenang, tenang anak-anak. Sekarang coba kalian kemari." Ia mengajak kedua anak itu menghampirinya. " Nah sekarang coba kalian berpindah tempat dan katakan apa warna kertas diatas meja itu!"
Kedua anak itu menurut. Mereka berpindah ruangan. Anak yang pertama berkata. "Hmmm, hihi...hitam, Bu." Diruangan lain terdengar kata yang serupa. Anak yang kedua berkata, 'Putih, Bu."
Keduanya benar, ternyata ibu guru menyiapkan kedua kertas yang berbeda buat mereka. Ia agaknya ingin memberikan sebuah hikmah bahwa saat mereka berselisih paham bisa jadi sesungguhnya kedua anak itu benar. Tak ada yanag salah dengan pendapat mereka. Hanya mungkin mereka melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda saja.
Semoga bermanfaat, happy blogging.....
Suatu pagi ibu guru memanggil kedua anak tersebut. Ia meminta mereka masuk kedalam ruangan yang berbeda. Ruangan itu hanya dipisahkan oleh sebuah tembok, namun ibu guru masih dapat melihat, apa yang nereka lakukan dari kejauhan.
Di ruangan itu terdapat meja dengan selembar kertas diatasnya. Ibu guru meminta mereka menyebutkan apa warna kertas itu. Lagi-lagi mereka berselisih paham. Anak yang pertama bilang, "Kertas itu putih!" dari ruangan sebelahnya terdengar teriakan, "Bukan, bukan putih, kertas itu berwarna hitam. "Putih! Hitam! Putih! Hitam!!! Terdengar suara saling bersahutan.
Suara mereka semakin riuh. Perdebatan kedua anak itu semakin sengit. "Hei dasar buta warna, apa kamu tidak bisa melihat? Kertas itu putih, tahu!" Anak kedua tak mau kalah. "Buta warna? Hei, apa kamu tidak bisa membedakan antara hitam dan putih? Jelas-jelas itu kertas hitam."
Mendengar itu semua, ibu guru berkata, "Tenang, tenang anak-anak. Sekarang coba kalian kemari." Ia mengajak kedua anak itu menghampirinya. " Nah sekarang coba kalian berpindah tempat dan katakan apa warna kertas diatas meja itu!"
Kedua anak itu menurut. Mereka berpindah ruangan. Anak yang pertama berkata. "Hmmm, hihi...hitam, Bu." Diruangan lain terdengar kata yang serupa. Anak yang kedua berkata, 'Putih, Bu."
Keduanya benar, ternyata ibu guru menyiapkan kedua kertas yang berbeda buat mereka. Ia agaknya ingin memberikan sebuah hikmah bahwa saat mereka berselisih paham bisa jadi sesungguhnya kedua anak itu benar. Tak ada yanag salah dengan pendapat mereka. Hanya mungkin mereka melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda saja.
Kadang kita terlalu tinggi hati untuk mengakui kebenaran orang lain. Kita enggan untuk menyetujui pendapat mereka. Bukan karena pendapat mereka yang salah, tetapi karena kita tidak mau merasa dikalahkan. Kita sering terpesona dengan rasa picik dan tak suka jika ada orang yang lebih baik.
Semoga bermanfaat, happy blogging.....
bener banget sob, sikap keegoisan kitalah yang membuat kita berselisih dan tak mau mengakui orang lain benar dan lebih baik dari kita
Bener sob, yuk ngilangin ego kita
tapi bisa saja sob karna mereka masih anak2 jadi kemungkinan betul2 tidak tahu.ah entah juga memang karna keegoisannya.
Cerita di atas hanya sebuah ilustrasi sob, begitulah kebanyakan dari kita demikian:)
cara pandang orang terhadap satu persoalan terkadang berbeda-beda dan itu bisa menimbulkan masaalah, kecuali bila mereka mau menyatukan cara pandang mereka :)
Persepsi maksudnya ya mas, memang begitu
Tapi kalo warna HTML mesti harus sama mas? Kalo beda nanti gimana dunk...(maaf, saya habis dipusingkan sama warna HTML). Saya sepakat bahwa dalam memandang sesuatu, mestinya kita menggunakan sudut pandang sesuatu yang kita pandang itu (aku ngomong apa sih...)ya begitulah mas bro?
Ngomong apa yah, saya ge bingung hihi...
Makasih sob sudah silaturrahim disini:)
Satu lagi pembelajaran buat kita nih, makasih kak ?
Sama sama, semoga bermanfaat:)
mlm mas wah dpt ilmu lgi,ni trmksih'y mas
Oke sob sama-sama, semoga manfaat ya mas
iya mas sama2. met menjalankan shlt jum'at'y mas
oke makasih mas:}
tanks mas, alur cerita n pesan2nya membrikan pemblajaran bgi kta smua
nice share
Makasih sob, semoga kita bisa mengambil ibrohnya
dan jgn lupa bahwa kt hidup di negara demokrasi, pendapat boleh beda, tp harus tetap bersatu :D
Berarti berbeda-beda tetap satu jua ya sob, makasih sudah berkunjung
Sabda baginda Rasulullah, yg kayak gitu tipikal orang sombong kan ya bang..
Ya ada kalimat wa gomtunnas, artinya merendahkan manusia, berarti sifat sombong
perspektif. kadang itu membuat kita kecil karena tidak berusaha mencari perspektif yang lain.
setuju dengan kang zach, dan pada kalimat "...tetapi karena kita tidak mau merasa dikalahkan. Kita sering terpesona dengan rasa picik dan tak suka jika ada orang yang lebih baik."..membuat saya tercenung dan bertanya dalam hati...apakah saya masih seperti kalimat diatas...audzubilahminjalik
#koreksi diri.
sombong, picik dan tak mau membuka hati dan pikiran membuat kita sering terperosok.
terimakasih kang sudah membuat saya tertunduk malu..do'akan moga saya bisa terus belajar menjadi orang yang lebih baik.
Alhamdulilah kang, ini juga pepeling buat saya kang, semoga sya juga terhindar dari sifat demikian.amin
saya ngikut desa cilembu ya mas...
ngikut kemana sob, awas kesasar hihi...
saya gak ikut-ikutan takut kesasar...:D
Hehe..
kang KS:..bawa GPS kang
GPS apanya KPK sih?
setuju sob terkadang memang bert sekali mengiyakan suatu kebenaran yang datang dari orng lain apalagi kalau orng tersebut secara kasat mata lbh junior...gt ya gan.....
Oke gan,betul banget tuh, trims yah sudah silaturrahim disini
nice note :)
tengkyu:}
betul sob, kadang kita memang harus belajar banyak mendengar pendapat org lain.
itu yang susah ya sob, harus banyak belajr menghilangkan ego kita
yah,tapi begitulah faktanya gan,,
manusia tidak terlepas dari sifat egois,..
seperti virus,,yang gak da obatnya,...
mudah2 an kita tidak termasuk dalam orang2 seperti itu y gan,,,
:)
amin...
makasih mas, semoga kita bukan golongan dari orang2 yang akayak begitu ^_^
amiin, semoga bisa ya sob
Inilah pentingnya menghargai pendapat orang lain. . . Hehehe
Bener sob, makasih yah
cerita yang bagus untuk menggambarkan bahwa yang berbeda hanya perspektif jadi gak perlu berselisih ya
Ya sob, semoga bisa mengambil pelajaran
komuniksi memang perlu 2 arah dan perlu kelapangan untuk merima sebuah kebenaran :D
Ego berarti harus disingkirkan ya sob
Belajar hikmah dari seorang ibu guru...
Sebagai orang tua kita perlu pula bijak bila anak-anak kita juga sedikit berselisih paham mengenai suatu hal
bener sob,makasih kunjungannya
sy sempatkan dulu hadir disini... sebelum jum'atan
makasih sob, sudah kesini lagi
haha mantap...
tapi kenapa kalo poto apa tipi hitam putih ga dibilang berwarna
emang hitam dan putih bukan warna ya..?
ya mungkin itu salah kaprah saja mas, kasusnya kan cuma sama tipi doang hihi..
nyimak dulu gan....
blogwalking...
Ya manusia kan beda-beda pendiriannya,ada yang konsiten pada perkataannya dan ada juga yang mengalah demi kebahagiaan bersama.
wah pembahasannya kali ini berat sobat. hehehehehe saya suport saja dech, mau coment takut salah karena belum berpengalaman..
tapi saya mau nanya sob. kenapa kalau hitam putih itu sering di sebut g berwarna..?
cerita ilustrasi dengan membawa watak anak2 diatas sangat bagus sob.
betul sekali,kadang kita yang merasa diri dewasa namun pada hakikatnya belum mampu menguasai kedewasaan itu.
nyimak,ikut belajar nih sob...:)
saling menghargai tiap nilai pandang dan putusan...akan lebih indah ya mas Mur.. :)
wahhhh yang namanya warna-warni itu selalu penuh ceriah, membuat suasana jadi lebih baik..
anak-anak itu polos apa adanya.
wilujeng wengi Kang
pagi sobat Muroi,,,saya dah baca cerita motivasinya dari awal sampai akhir sob,,,sangat menarik cerita motivasinya,,,oleh karena itu plus 1 buat Kang Muroi...saya tunggu yaa cerita cerita motivasi selanjutnya kang....
bener banget mas muro'
kadang gengsi mengalahkan segalanya
cobalah sekali2 dapat menghargai pendapat orang lain jika memang pendapat mereka benar
jangan hanya pendapat kita saja yang selalu ingin dibenarkan :D
Mampir lagi kawan. . .
ya... kadang kita merasa risih kalau harus mengatakan kebenaran pada orang yang berselisih paham dengan kita.