Kembalikan Frekuensi Publik

Media Elektronik
sumber gambar
Kembalikan Frekuensi Publik | Sobat Muro’i El-Barezy, sulit dibayangkan masyarakat modern saat ini tanpa media massa seperti surat kabar, majalah, buku, radio dan juga TV. Media massa memiliki arti yang bermacam-macam bagi masyarakat dan memiliki banyak fungsi, tergantung pada jenis sistem politik dan ekonomi dimana media itu berfungsi, tingkat perkembangan masyarakat, dan minat serta kebutuhan individu tertentu. Namun selain memiliki fungsi, media juga mempunyai banyak disfungsi, yakni konsekuensi yang tidak diinginkan masyarakat atau anggota masyarakat itu sendiri.

Media masa baik cetak ataupun elektronik hendaknya bersifat independen. Pers tidak boleh larut dan emosional dalam pemberitaan, sehingga tidak berimbang. Pers juga harus tahan dari tekanan pasar untuk menghindari berita-beritanya yang sifatnya sensasi. Dan sebenarnya media bisa berperan besar untuk mempersatukan Indonesia. Namun fenomena yang berkembang, saat ini sudah menjadi industri.

Saat ini sebagian kekuatan ekonomi di tangan para pelaku media ini. Masing-masing media massa ingin mencari pemasukan lebih tinggi, agar penerimaan lebih tinggi. Maka semua berita dimasukan, tanpa memikirkan efeknya terhadap kondisi Negara.

Bicara soal media ini,  lebih sempit lagi adalah kita bicara masalah televisi. Media televisi saat ini menggunakan frekuensi yang sebanarnya adalah milik publik. Semua orang berhak menikmatinya. Karena televisi adalah milik publik maka penggunaan frekuensi ini tidak lepas dari tanggung jawab kepada publik pula.

Jika para taipan dan bos-bos pengusaha televisi sudah berkolaborasi dengan politikus, atau bahkan para taipan tersebut sudah menjadi pengurus partai politik juga, maka televisi yang frekuensinya milik public tak ayal lagi akan menjadi media penggalangan opini yang efektif untuk kepentingan politik mereka. Dan yang mungkin lebih mengerikan lagi, televisi akan menjadi ajang balas dendam pembusukan bagi mereka yang mungkin dianggap sebagai lawan politik mereka. Kalau sudah begini frekuensi publik sudah menjadi milik golongan tertentu saja. Dan saat ini sudah nampak di depan mata kita fenomena seperti ini yang tanpa saya sebutkanpun sobat sudah tahu apa yang saya maksudkan.

Zaman industri memang menjadikan pemilik uang sebagai penguasa. Tapi kalaupun mereka bisa membeli apa saja dengan uang mereka, tapi tidak untuk kesadaran kita. Dengan kesadaran itu kita bisa mengapresiasi segala perjuangan untuk melindungi masyarakat umum sebagai pemilik sah frekuensi  siaran. Kembalikan milik rakyat dengan tidak memonopoli dan menunggangi media publik dengan kepentingan golongan. Gimana sob, setuju kan ?

Semoga manfaat dan happy blogging…



Post a Comment

63 Comments

  1. saya koq malah nggak percaya kang kalau media itu independen...hari ini, siapa yang tidak tahu para pemilik media nasional kita...dengan demikian tinggal bagaimana kita secara bijak menyimak atau menonton berita. harus cover both side kata temen-temen wartawan...tapi ya itu, kadang kadang juga beritanya tidak cover bothside...

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya itu tadi seperti yang saya sampaikan diatas mas, saat ini media sudah tidak independen lagi, sudah di tunggangi oleh kepentingan kayanya

      Delete
    2. stuju dengan kang Ibra, dan saya tau persis media televisi mana yang sering menyudutkan dalam pemeberitaandan dan tv mana yang jorjoran mengiklankan bos besarnya...pokoknya bikin geleuh lah.
      tapi kalau saya pengen memanaskan hati dan pikiran , suka saya simak juga tv tv itu...seru seh...hehehe

      Delete
    3. iya kang sepertinya sudah fulgar yah..tapi yah mungkin buat hiburan :d

      Delete
    4. yang kesian istri, jadi tumbahan kekeselan gara2 nonton berita, akibatnya kalau saya udah mulai nonton berita, dia kabur...hehehe

      Delete
  2. dan hobi bersensasi.. ya mungkin krn media tv yg paling tepat buat provokasi, apa yg ditampilkan, itu yg kita liat.. meskipun beritanya banyak yg dimodifikasi, blm lg skrg carut marut politik, spertinya rejeki tersendiri buat jurnalis tipi :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. yah berarti menari diatas penderitaan orang lain itu :d

      Delete
  3. Berarti udah mulai terjadi konspirasi ini sob,,,hal begini saja udah menjadi masalah serius yang harus segera dibereskan segera ini sob.

    ReplyDelete
    Replies
    1. konspirasi dalam hal media sudah bukan rahasia lagi sob, secara terang-terangan dan kasat mata...

      Delete
  4. Maaf ini sob : OOT

    Katanya siti lagi banned massal,tadi banyak kabar saya dengar,coba sobat login ke dashboardnya.Masih bisa tidak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya cek kok ngga apa-apa sob, saya bisa login kok, makasih infonya yah :)

      Delete
  5. seratus persen betul tanpa kita halang-halangi sob,mantap nih...

    ReplyDelete
  6. happy blogging mas,...
    hadir untuk menyimak,..
    :)

    ReplyDelete
  7. maka berhati-hatilah saat memilih wakil rakyat-mu dan juga saat memilih walikota-mu atau bupati-mu dan juga gubernur-mu , demikian juga memilih presiden-mu, karena semua milik publik akan melenceng jauh dari fungsi dan kegunaannya semula..bila kita salah memilih....salam :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener banget mas, salah pilih sesaat akan berakibat fatal yah

      Delete
  8. kalo di Indonesia, ladang untuk menjadi kaya lebih enak kalo menjadi seorang politikus, makanya banyak pengusaha, artis yang ingin menjadi politikus karena disana sangat gampang dapat duit banyak, tanpa kerja yang banyak juga

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup mungkin ada juga yang berpikiran gitu ya sob..semoga tidak semuanya

      Delete
  9. Wah udah beli template premium juga ya bang? Kakakaka mantap kembaran nih

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya sob :d yang penting happy blogging aja deh, serupa tapi tak sama kan

      Delete
  10. ga ada yg bisa dipercaya mas,,,udah underestimated dulu ,,,hmmmmm

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah sepertinya memang begitu, tapi itu putus asa namanya :)

      Delete
  11. met mlm mas wah banyak sekali ilmu dan info yang bermanfaat dari sini trmksih banyak mas dah berbagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. sama sama mas, trimakasih sudah berkunjung yah

      Delete
  12. setuju banget mas..
    ya beginilah zaman sekarang, apa2 asal ada uang orang bisa berkuasa

    ReplyDelete
    Replies
    1. tapi semoga tidak membeli kesadaran kita ya sob, trims kunjungan perdananya

      Delete
    2. hehe benar sob, nggak akan terbeli tuh , :-)
      oke sama2 sob :)

      Delete
    3. iya sob, makasih yah sudah visit back lagi

      Delete
  13. Setuju banget gan. Bytheway. Templatenya bagus . Kayak punya mas sugeng

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih sob..iya sob ini punya mas sugeng, tapi masih premium sih :d

      Delete
  14. saya nyimak aja deh mas :D
    Blogwalking sob ^_^

    ReplyDelete
  15. bener tuh mas Mur... :)
    bila di anggap ada lahan baru yang bisa di garap dan bisa ngeraup banyak keuntungan...mereka langsung sajikan ke masyarakat...

    tanpa di filter tontonan itu layak atau bisa bermanfaat untuk para penontonnya...
    sekarang ini kan sdh byk contohnya ya mas...
    parahnya lagi..kata mas mur yg udah di sampein...ada unsur kepentingan..wah makin tambah runyem deh urusannya...hehehe

    ReplyDelete
  16. pasti setasiun tv yang suka ngadu orang itu ya mas.
    kalau kasus yang menimpa Bosnya nggak perna di beritakan.
    justru sebaliknya..:-)

    ReplyDelete
  17. Wah, artikelnya lumayan berat nih bang... Satu yg bisa ane simpulkan: "Penggunaan Media Massa yg Disalahgunakan Sehingga Menyebabkan Efek Samping Bagi Masyarakat", astagfirullahh......

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya sob agak berat nih :d efek sampingnya apa tuh sob, makasih yah sudah berkunjung

      Delete
  18. asalamualaikum
    benar pers harus tahan dari tekanan pasar untuk menghindari berita-beritanya yang sifatnya sensasi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wa'alaikum salam
      tapi saat ini tidak seperti apa yang kita inginkan, media sudah di tunggangi oleh banyak kepentingan

      Delete
  19. mpir

    met pgi mas met aktivitas'y mas smga hari ini lebih baik dari hari yang kemarin mas. kesini sekalian bawahkan kopi mas hehehe.

    ReplyDelete
  20. met pgi mas met aktivitas'y mas smga hari ini lebih baik dari hari yang kemarin mas. kesini sekalian bawahkan kopi mas hehehe.

    ReplyDelete
  21. setuju mas,, apalagi sekarang banyak berita yang hanya sensasi semata

    ReplyDelete
  22. Media yg bersikap netral itu mgkn dgn menunjukkan sikap berani memberitakan yg benar & berani pula memberitakan yg salah. Menutupi kebenaran atw pun menutupi kesalahan itulah sikap yg tdk netral *smile

    ReplyDelete
    Replies
    1. sayangnya media seperti itu sekarang jarang ya sob, trims silaturrahimnya :)

      Delete
  23. ya bagaimana lagi kang wong kenyataannya sudah seperti itu, mereka sadar dan paham akan potensi strategis yang dia punya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mas, susah yah, ya sudah kita ngopi saja (c)

      Delete
  24. trans tv , tv 7 bagus2 programnya kok.. bnyk tentang makna kehidupan..

    ya.. banyakan berita negatif, sama sadisme + kriminalitas


    _________________
    Blog dengan segala isi yang akan membuat hari-hari mu tidak bosan, stay enjoy, keep smile. Go to http://sdftyujklvbn.blogspot.com




    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo yang disebutkan diatas sih kayanya netral ya sob, acaranya juga banyak hiburannya

      Delete
  25. yang lebih keren lagi bos tv nya pada nyalonin ketua Umum partai asik gak...!! bukan saran sich kayaknya Pemilu yang akan datang akan bertambah satu orang lagi Pengikut komunitas Golput,karena sejak menjadi pemilih pertama sampai pemilihan yang kemaren sudah kagak ada yang bisa di percaya semua hanya manis di awal saja.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah jangan pesimis sob, dibalik borok para politikus, masih ada yang baik kok, karena mereka minoritas, ya tergilas juga

      Delete
  26. uang dan kuasa seolah mnjadi raja sob, hak umum mnjadi terabaikan, palagi media sekrang bnyak hanya untuk kpentingan pribadi ato golongan, pemberitaan mulai tdk objektif, palagi klo sdah mnyangkut plitik..huuuh

    ReplyDelete
  27. setuju dengan artikel di atas,media tidak lagi independen,tapi tidak semua nya sob.sekalian saya ijin follow .jika berkenan folback ya sob.haturnuhun.

    ReplyDelete
  28. Paling males liat tv o*e . Pasti ujung2nya ada "keributan" . :v


    maaf baru sempat kunjung.

    ReplyDelete
  29. Sya jadi heran, fungsi KPI sebenarnya apa?

    ReplyDelete