Inilah barangkali
sebuah gambaran dari kebanyakan kita yang tidak seimbang dalam menjalani pola
hidup. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh kesibukan dan bisa juga karena
kemalasan, padahal pola hidup yang seimbang adalah wajib kita terapkan dalam keseharian.
Dari kejadian ini ane bisa mengambil banyak pelajaran agar kedepannya bisa
menyeimbangkan diri tentunya dengan pola hidup sehat.
Sobat sekalian,
keseimbangan dalam istilah agama dinamakan tawazun. Sebagaimana Allah telah
menjadikan alam beserta isinya juga berada dalam sebuah keseimbangan. Sebagai contoh
kecil, sobat bisa membayangkan jika sekiranya kelembaban bumi melenceng sedikit
saja, sudah dipastikan tidak akan ada yang namanya kehidupan di bumi ini. Atau matahari
melenceng sedikit dari peredarannya, sudah pasti terjadi kehancuran yang luar
biasa. Subhanallah benar-benar Allah telah menciptakan alam ini dengan sangat
seimbang.
Dan sesuai
dengan fitrahnya, manusia memiliki 3 potensi, yaitu Al-Jasad (Jasmani), Al-Aql
(akal) dan Ar-Ruh (rohani). Islam menghendaki ketiga dimensi tersebut berada dalam
keadaan tawazun (seimbang). Dan ternyata ketiga potensi ini membutuhkan
makanannya masing-masing. :
Jasmani
Sebagaimana sabda rosul bahwa : “Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah” (HR. Muslim). Jadi kebutuhan akan makanan yang halal dan baik, istirahat yang cukup dan olah raga yang teratur adalah kebutuhan yang mutlak agar tubuh kita sehat. Walupun dirasa sesibuk apapun alangkah baiknya jika kita bisa menyempatkan diri untuk berolah raga sejenak sambil menghilangkan kepenatan dalam bekerja.
Sebagaimana sabda rosul bahwa : “Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih disukai Allah daripada mukmin yang lemah” (HR. Muslim). Jadi kebutuhan akan makanan yang halal dan baik, istirahat yang cukup dan olah raga yang teratur adalah kebutuhan yang mutlak agar tubuh kita sehat. Walupun dirasa sesibuk apapun alangkah baiknya jika kita bisa menyempatkan diri untuk berolah raga sejenak sambil menghilangkan kepenatan dalam bekerja.
Akal
Potensi kedua yang dimiliki oleh manusia adalah akal. Akal adalah yang membedakan manusia dengan hewan atau mahluk yang lainnya. Akal pulalah yang menjadikan manusia lebih mulia dari makhluk-makhluk lainnya. Dengan akal manusia mampu mengenal hakikat sesuatu, mencegahnya dari kejahatan dan perbuatan jelek. Akal juga perlu makanan dan nutrisi agar akal selalu sehat. Tentunya kebutuhan akal bukanlah makanan seperti jasmani kita namun kebutuhannya adalah ilmu sebagaimana firman-Nya “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” [3:190].
Potensi kedua yang dimiliki oleh manusia adalah akal. Akal adalah yang membedakan manusia dengan hewan atau mahluk yang lainnya. Akal pulalah yang menjadikan manusia lebih mulia dari makhluk-makhluk lainnya. Dengan akal manusia mampu mengenal hakikat sesuatu, mencegahnya dari kejahatan dan perbuatan jelek. Akal juga perlu makanan dan nutrisi agar akal selalu sehat. Tentunya kebutuhan akal bukanlah makanan seperti jasmani kita namun kebutuhannya adalah ilmu sebagaimana firman-Nya “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” [3:190].
Ruh (hati)
Dan potensi pada diri manusia yang ketiga adalah ruh alias hati. Kebutuhannya adalah dzikrullah, “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” [13:28].
Dan potensi pada diri manusia yang ketiga adalah ruh alias hati. Kebutuhannya adalah dzikrullah, “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” [13:28].
Pemenuhan
kebutuhan rohani sangat penting, agar roh alias jiwa tetap memiliki semangat
hidup, tanpa pemenuhan kebutuhan tersebut jiwa akan mati dan tidak sanggup
mengemban amanah besar yang dilimpahkan kepadanya.
Dengan keseimbangan manusia dapat
meraih kebahagian hakiki yang merupakan nikmat Allah. Karena pelaksanaan
syariah sesuai dengan fitrahnya. Demikian semoga bermanfaat…