Pandangan Islam dan Ilmiah Tentang Menguap


Pandangan Islam dan Ilmiah Tentang MenguapMenguap merupakan perkara yang jelek sebab menguap membawa kepada perkara yang dibenci oleh syariat berupa sikap malas, lalai, serta pemahaman yang jelek sebagaimana telah disebutkan.

Etika Ketika Menguap Menurut Islam

Islam sudah mengatur khidupan manusia sampai kepada hal-hal yang sanat sepele sekalipun. Termasuk masalah menguap. Lalu bagaimana pandangan syariat tatkala menguap datang menghampiri seseorang?

Menutup Mulut dengan Tangan

Karena menguap merupakan sesuatu yang dibenci syariat, syaithan pun menyukainya. Terbukanya mulut karena sesuatu yang dibenci syariat ini adalah jalan masuk yang lapang bagi syaithan untuk mengganggu manusia. Syaithan bisa masuk ke tubuh manusia melewatinya. Oleh sebab itulah syariat memerintahkan kita untuk menutup mulut tatkala menguap. 
Hal ini sebagaimana telah disebutkan oleh Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bahwa beliau bersabda yang artinya,
“Apabila salah seorang dari kalian menguap maka hendaknya ia meletakkan tangannya di mulutnya karena syaithan akan memasukinya.” (HR. Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih Al-Adabul Mufrad)
Syaithan tidak hanya menunggu-nunggu kesempatan untuk masuk ke dalam tubuh manusia tatkala menguap. Bahkan, menguap itu sendiri timbul dari sebab perbuatan syaithan. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menjelaskan,
“Sesungguhnya menguap dari syaithan.” (Diriwayatkan dalam Adabul Mufrad, shahih)

Menahan Diri dari Menguap

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam telah memerintahkan kita untuk menahan diri dari menguap sebagaimana yang disebutkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda :
“Menguap berasal dari syaithan. Apabila salah seorang dari kalian menguap, hendaknya ia melawan semampunya. Jika dia sampai berucap ‘hah’ (tatkala menguap) maka syaithan akan tertawa karenanya.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Adab Al-Mufrad)

Menguap Menurut Ilmiah

Secara ilmiah membuktikan bahwa menguap itu tidak baik. Ternyata menguap itu sinyal dari tubuh mulai dari yang biasa hingga masalah serius. Seperti dikatakan Joan Liebmann-Smith Ph.D dan Jacqueline Nardi Egan bahwa orang-orang menguap untuk berbagai macam alasan, tapi menguap juga tidak selalu berarti mengantuk.

Ilmuwan percaya menguap dapat membantu seseorang menjadi lebih waspada untuk segera memasukkan oksigen ke otak. Karena menguap adalah salah satu tanda jumlah oksigen di dalam otak sedang menurun yang bisa membuat seseorang sulit konsentrasi. Tekanan darah rendah membuat kurangnya darah yang dipompa dari jantung dan jika darah yang dipompa oleh jantung semakin sedikit maka semakin rendah tekanan darahnya. Akibatnya jantung atau otak kekurangan pasokan oksigen dalam darah sehingga membuat seseorang sering menguap, pusing dan lelah.

Sedangkan jika kekurangan oksigen, maka itu pertanda bahwa manusia jarang bersujud. Mengapa? Karena dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinu dapat memicu peningkatan kecerdasan seseorang.

Mengapa Menguap Bisa Menular?

Awalnya, para ilmuwan sendiri masih tidak dapat menjelaskan dengan pasti alasan mengapa kita menguap ketika melihat orang lain menguap. Namun, sekarang sebuah studi terbaru sudah dapat menjelaskan mengapa menguap dapat menular dengan pengaruh yang sangat kuat. 

Penelitian ini menunjukkan bahwa ikut menguap ketika orang lain sedang menguap adalah tanda empati dan merupakan bentuk ikatan sosial. Sebab, penularan emosi tampaknya telah menjadi insting utama yang mengikat seseorang dengan yang lainnya, sehingga tampaknya menguap mungkin juga merupakan bagian dari hal tersebut.

Seperti kita akan ikut tertawa dan menangis ketika sahabat kita melakukannya, menguap juga menular dengan cara yang serupa. Para ilmuwan telah berteori bahwa menguap yang menular adalah pengalaman bersama yang akan meningkatkan ikatan sosial. Secara khusus, dapat menyebarkan dan saling berbagi rasa stres atau rasa tenang pada suatu kelompok.

Semoga bermanfaat dan happy blogging [dari berbagai sumber]



Post a Comment

18 Comments

  1. dari guru saya dulu mengatakan kalau menguap sebaiknya ditutup menggunakan tangan..

    ReplyDelete
  2. Wah, baru tahu kalo menguap bisa menular.

    ReplyDelete
  3. saya baru tau mas kalau menguap itu tidak boleh, malahan terkadang kalau saya menguap keluar kata hah tadi, terima kasih infonya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. berarti dari sekarang hah-nya di ilangin hehe, sama sama sobat

      Delete
  4. kalau lagi shalat tu, paling sering nguapnya.. banyak syaitannya kalee ni badan.. hedeeeeh

    nice inpo mas

    ReplyDelete
  5. Betul banget tuh bang Muro'i kalo temen sebelah kita menguap ga lama pasti giliran kita,pantesan kalo menular.

    ReplyDelete
  6. heheeh.. iya tuh mas.. saya juga sering mendapati bahwa nguap itu menular.. :)

    ReplyDelete
  7. heheheh ... iya, menguap emang sangat menular sob :D
    sering ketularan soalnya :D

    ReplyDelete
  8. menurut agama dan etika menguap ada aturannya ya sob

    ReplyDelete
  9. Ini pernah di jelaskan oleh Guruh ane gan tpi cman sdikit ....Menguap Saat sholat hrus di tutupi dgn Tangan .....

    ReplyDelete
  10. Kalaw menurut pendapat saya sih Menguap bisa jadi mengantuk atau sudah mulai ada rasa mengantuk dalam diri seseorang.

    Etikanya sih kalaw menguap sebaiknya mingkem atau ditutup dengan sapu tangan. Tak nyaman liat orang menguap dengan mulut dibuka lebar lebar bgitu

    ReplyDelete
  11. Namanya'kan meng-uap, jadi artinya mengeluarkan uap dari tubuh...

    ReplyDelete