Renungan Jumat; Memaknai Kebahagiaan

Kebahagiaan inilah yang senantiasa dicari orang. Sayangnya, banyak yang tersesat lantaran tidak tahu mesti mencarinya kemana, atau bahkan tidak tahu bahagia itu apa. Sebagian orang mengatakan bahwa kebahagiaan itu letaknya pada harta. Akan tetapi yang berpikiran begini adalah orang yang putus asa dalam kemiskinannya.

Hendak menjadi kaya namun selalu gagal. Kadang-kadang pendapatnya tak didengar orang lantaran ia miskin. Karena itu diputuskannyalah bahwa bahagia itu pada uang, bukan lainnya. Kaidahnya ini berasal dari hati yang kecewa. Banyak juga yang tidak menemukan kebahagiaan meskipun ia sudah mencapai maksudnya. Contohnya adalah orang miskin yang mengejar kekayaan, sebab dalam bayangannya, jika kaya ia akan mampu menolong sesama. Akan tetapi, setelah kaya ia malah menjadi sombong dan kikir. Ada negarawan yang ketika menjadi anggota parlemen berjanji akan menolak segala kezaliman, namun setelah jadi Presiden atau Perdana Menteri justru ia sendiri yang menzalimi rakyatnya. Pada dasarnya mereka yang menilai kebahagiaan dengan materi hanyalah orang-orang yang tertipu, karena segala sesuatu yang ada di dunia ini hanya memiliki harga sesuai kemampuan manusia untuk menghargainya. Buku yang sarat ilmu hanya akan dijual kiloan di pasar loak oleh para penjual yang tak mengerti isinya. Orang yang tak paham bedanya emas dan kuningan akan menjual keduanya dengan harga yang sama. Manusia juga punya kecenderungan untuk rindu pada sesuatu yang belum ada padanya, sebab segala isi dunia ini indahnya sebelum ada di tangan. Contohnya Rockefeller, yang sepanjang hidupnya mengejar kekayaan, namun setelah menjadi miliuner, semuanya itu tak lagi berarti. Di usianya yang sudah 97 tahun, ia hanya ingin agar dicukupkan hidupnya menjadi 100 tahun. Ternyata harta yang banyak itu tak mampu sekedar untuk membeli kekurangan yang tiga tahun, karena pada tahun itu juga ia wafat. Sesuatu yang belum kita miliki sering disangka menjanjikan kebahagiaan, namun manusia kerap kali tidak mampu menghargai apa-apa yang sudah dimilikinya. (Buya Hamka)

Post a Comment

25 Comments

  1. Renungan yang bermanfaat sobat....ya memang kebahagiaan itu tidak selamanya bisa diukur dengan uang. dan uang bukanlah jaminan untuk mendapatkan kebahagiaan. karena semuanya berawal dari hati.

    ReplyDelete
  2. Bahagia yang didapat sebenarnya mudah, namun terkadang manusianya yang kurang menyadari dan mensyukuri dengan apa yang ada. Jadi segala yg dimiliki jika selalu kurang, pikiran dan hatinya akan menghapus kebahagiaan yang sebenaranya. Selamat hari jum'at sahabat :)

    ReplyDelete
  3. masyaAllah
    karena kebahagiaan itu yang ada di hati

    ReplyDelete
  4. @Urang KampoengMemang betul sob, segala mamang memrlukan uang, tapi uang bukanlah segalanya:)

    ReplyDelete
  5. Renungan Jum'at yg sangat bermanfaat. Renungan tentang kebahagiaan yg sangat mencerahkan. Makasih banyak Mas.

    ReplyDelete
  6. hari ini juga jumatan kan :)
    mogaa bisa dapet renungan yg jauh lebih membuka mata hati lagi :)

    ReplyDelete
  7. Tausiyah yang bagus sob... memang sebagian manusia menilai kebahagiaan itu terletak pada harta. Segalanya bisa dibeli dg uang.

    Tapi mereka tidak sadar, gahwa sebenarnya kebahagiaan itu bersarang di hati. Dan hati org yg suka bersyukurlah yg bisa merasakan kebahagiaan :)

    ReplyDelete
  8. makasih renungannya, useful :)))))

    ReplyDelete
  9. betul, kebahagiaanya tak ada ukurannya, hanya masing masing individu yg bisa merasakanya, terima kasih :D

    ReplyDelete
  10. menginspirasi sekali renungannya bang...memang manusia bila sudah terpenuhi hawa nafsunya maka akan meminta yang lebih dari itu... semoga kita semakin arif dan banyak bersyukur ya bang...
    saya suka post abang :)

    ReplyDelete
  11. Kunjungan ganh, baca-baca artikel updetan terbaru ..hehe

    nice share nioh gan :)

    ReplyDelete
  12. terima kasih sahabat sdh mengingatkan.. mf ni baru sempat mampir *smile

    ReplyDelete
  13. Kebahagiaan itu sebenarnya ada dalam diri kita sendiri, yaitu bagaimana kita memandang dan menerima hidup. Jadi kalo dicari diluar ya ga bakalan ketemu. :D

    Nice post dah, bisa jadi renungan sabtu buat saya. :)

    ReplyDelete
  14. @Si GalauBiasa sob, pas dengerin khutbah setan pada gelayutan dimata, jadi kurang konsen juga hehe...

    ReplyDelete
  15. @Rohis FacebookSama sama sob, kita memang haris saling mengingatkan:)

    ReplyDelete
  16. @Kang FarhanTrimakasih kang Farhan, semoga sedikit bermanfaat:)

    ReplyDelete
  17. wah nice share kang... Renungan jumat bagus sekali :)
    Absen siang

    ReplyDelete
  18. bahagia bahagia bahagia. . .InsyaAllah :D

    saya dukung kampanyenya mas bro. . .MasyaAllah

    ReplyDelete